PANGANDARAN,(KP-ONLINE).- Meski intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Pangandaran belum tinggi, namun masyarakat dianjurkan harus tetap waspada terhadap bencana alam yang kemungkinan akan timbul.
Ada beberapa titik rawan longsor khususnya di beberapa desa di dua kecamatan yakni Kecamatan Pangandaran dan Sidamulih serta rawan banjir di beberapa desa di Kec Pangandaran.
Menurut Komandan Koramil 1320/Pangandaran Mayor Inf. Ikeu Masrika, dua kecamatan Pangandaran dan Sidamulih termasuk wilayah hukumnya, sehingga perlu mengetahui kerawanan-kerawanan baik itu kerawanan bencana alam maupun bencana sosial yang bisa menimbulkan keresahan masyarakat.
Dari hasil peninjauan ke beberapa lokasi, menurut Ikeu ada sekitar 25 titik yang rawan terjadinya longsor saat musim penghujan berlangsung.
Dari ke 25 titik rawan longsor tersebut kata dia, yakni ada desa-desa yang berada di dataran tinggi seperti di Kecamatan Pangandaran di antarannya di Desa Pagergunung, Purbahayu, Sukahurip, sedangkan untuk di Kec Sidamulih diantaranya Desa Kalijati, Kersaratu, dan sebagian di Desa Sidamulih.
“Sedangkan untuk rawan banjir yaitu di sebagian Desa Sidomulyo, Wonoharjo, sebagian Purbahayu, dan Desa Pananjung,” ujar Ikeu yang diamini oleh Kapolsek Pangandaran Kompol Suyadi SH.MM.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Pangandaran Dr Drs Nana Ruhena MM melalui Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) menyampaikan hingga saat ini belum ada kejadian apapun.
Berdasarkan informasi dari BMKG untuk laporan harian dan prakiraan cuaca di Kabupaten Pangandaran per 5 November 2019 untuk cuaca cerah berawan, dengan suhu 19°C hingga 33°C, kelembaban : 50% hingga 9a7%. Sedangkan untuk arah angin Selatan menenggara dengan kecepatan angin 5 km/jam hingga 35 km/jam. Tinggi gelombang : 2.50 meter hingga 4.00 meter.
“Kami terus melaksanakan pemantauan dan monitoring di 10 kecamatan melalui WA, Call Center dan media sosial,” ujarnya. (Agus Kusnadi)***