TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).– Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kampus Tasikmalaya bekerjasama dengan MicroMentor mengadakan “Mentor MasterClass” di kampus UPI Tasikmalaya, Rabu (26/2/2020).
Dalam Mentor MasterClass tersebut dibahas mengenai cara efektif menjalankan mentoring bisnis bagi mentor. Pesertanya merupakan dosen dan mahasiswa UPI serta beberapa dari kampus lain serta beberapa wirausahawan di Tasikmalaya.
Kepala Inkubator Bisnis UPI, Ismail Yusuf ST, MBA mengatakan, kegiatan tersebut diadakan untuk membantu para wirausahawan untuk mendapatkan mentor bisnis melalui website MicroMentor.
“Sehingga nanti ke depannya yang ingin berbisnis atau membuka suatu usaha, tidak perlu susah mencari mentor bisnis. Tinggal membuka (website) MicroMentor, nanti dibantu di sana,” jelasnya.
Adanya fasilitas MicroMentor tersebut menjadi wadah berbagi antara orang yang telah memiliki suatu usaha atau bisnis untuk semakin menguatkan bisnisnya tersebut, maupun bagi calon pengusaha baru supaya mendapatkan arahan dari mentor berdasarkan pengalaman maupun pengetahuannya.
“Tujuan diadakannya Mentor MasterClass ini untuk menumbuhkembangkan wirausahawan atau pebisnis baru, khususnya di Kota Tasikmalaya melalui Program Studi Kewirausahaan UPI Tasikmalaya,” katanya.
Ke depannya, kata Yusuf, akan ada kerjasama lebih lanjut dengan Unsil dan kampus-kampus lainnya di Priangan Timur mengenai program mentoring bisnis.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi program rutin, karena kegiatan ini begitu diminati mahasiswa. Seperti sekarang, banyak mahasiswa dari prodi lain yang berminat, namun terbatas tempatnya,” katanya.
Sementara MicroMentor Indonesia Monitoring, Evaluation, and Learning Coordinator, Rista Sanjaya menyampaikan, materi mengenai cara menjadi mentor yang efektif. Dalam materi yang disampaikannya, bagaimana seorang mentor yang melakukan hubungan mentoring, dapat memberikan pengalaman atau pengetahuan kepada wirausahawan supaya tujuan mereka tercapai.
“Pengusaha memiliki tantangan dan masalah masing-masing, jadi di MicroMentor kita buatkan platform supaya mentor-mentor, relawan mentor, dan wirausaha bisa bertemu, sehingga bisa menyelesaikan masalah bersama dalam hubungan pendampingan antara mentor dan wirausaha,” terangnya.
Kegiatan tersebut dibuat interaktif, yang diisi juga dengan diskusi dan penyampaian pendapat. Dijelaskan juga bagaimana MicroMentor mempertemukan mentor dan menti.
Mentor di sini adalah orang yang memiliki pengalaman atau pengetahuan mengenai usaha di bidangnya masing-masing. Sementara menti adalah orang yang membutuhkan pengetahuan atau pengalaman dari mentor di bidang bisnisnya masing-masing.
“Misalkan mentor itu memiliki pengalaman atau pengetahuan di bidang marketing atau pemasaran. Seperti bagaimana caranya mengetahui riset pasar, pemasaran di bidang online, dan sebagainya,” katanya.
Dengan begitu, mentor dapat mengajarkan menti mengenai hal-hal yang simpel hingga teknis dalam bisnis, tergantung kebutuhan wirausaha.
Rista merinci, ada 3 jenis mentor dalam MicroMentor, yaitu mentor yang merupakan pengusaha, seorang profesional, dan dari unsur akademisi.
“Wirausaha yang memiliki pengalaman, rata-rata lebih dari 4 tahun menjadi pengusaha. Mereka bisa mengajarkan teman-teman wirausaha yang membutuhkan pengalaman dan pengetahuan,” tuturnya.
Mentor dari seorang profesional terdiri dari berbagai bidang, seperti fasilitator di pemerintahan, fasilitator di perusahaan, dan sebagainya.
“Orang yang kerja di bank, contohnya, juga bisa mengajarkan mengenai tentang permodalan, finansial, dan sebagainya,” katanya.
Sementara mentor dari unsur akademisi seperti dosen dan mahasiswa, terutama jurusan yang berkaitan dengan kewirausahaan seperti di UPI, dapat berbagi pengetahuan dengan para menti.
“Mahasiswa-mahasiswi ini, mereka paham mengenai finansial, marketing, dan lainnya. Jadi, mereka bisa sharing dengan yang lainnya. Jadi mereka sharing-nya pengetahuan, bukan pengalaman,” katanya. (Aji MF)***