Minggu, 17 Januari 2021
  • Pikiran Rakyat
  • Kabar Banten
  • Kabar Cirebon
  • PRFM
  • Galamedia
  • Granesia
HU Kabar Priangan
Berlangganan Koran Digital
No Result
View All Result
No Result
View All Result
HU Kabar Priangan
No Result
View All Result
Home priangan ciamis

Tradisi Jamasan Pusaka Leluhur Kerajaan Galuh Bisa Jadi Agenda Wisata Budaya

Kabar Priangan by Kabar Priangan
13 November, 2019 22:52
in ciamis, Seni & Budaya
0
Tradisi Jamasan Pusaka Leluhur Kerajaan Galuh Bisa Jadi Agenda Wisata Budaya

NURHANDOKO WIYOSO/PR Keterangn ft: Prosesi penyucian pusaka peninggalan Raja Galuh digelar di Pendopo Selagangga, Jalan Akhmad Dahlan, Ciamis, Rabu (13/11/2019). Tradisi jamasan atau mencuci pusaka leluhur merupakan legiatan yang sudah berlangsung turun temurun.

33
SHARES
371
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Tradisi menyuci pusaka leluhur Kerajaan Galuh, hingga saat ini masih terus dilestarikan. Kali ini tradisi mencuci benda-benda pusaka yang biasa dilakukan di Bulan Maulud ini dikenal sebagai “Prosesi Jamasan” yang digelar pada hari Rabu 13 Agustus 2019 berlangsung di Pendopo Selagangga, Jalan Akhmad Dahlan Ciamis.

Prosesi penyucian benda pusaka ini, kali ini dikemas lebih sederhana, Sebelumnya ritus penyucian pusaka yang masih dipegang oleh anak keturunan Kerajaan Galuh, berlangsung di Situs Jambansari, Kompleks makam Bupati Galuh ke-16 Raden Adipati Aria (RAA) Koesoemandiningrat atau dikenal dengan sebutan Kanjeng Prabu (1839 -1886).

Meski dikemas lebih sederhana, akan tetapi hal tersebut tidak sampai mengurangi kekhidmatkan, serta makna penyucian pusaka yang selalu digelar pada bulan Rabiul Awal. Seluruh kerabat keturunan Raja Galuh mengikuti rangkaian prosesi jamasan, mulai dari membawa pusaka ke Jamansari hingga kembali ke Pendopo Selagangga serta dilanjutkan dengan ritus lainnya.

Setelah kembali dibawa ke Pendopo Selagangga, selanjutnya dilakukan penyucian berbagai pusaka seperti keris beluk, pedang, tombak, hingga kujang. Air untuk mencuci pusaka juga tidak sembarangan, karena diambil dari tujuh sumber mata air yakni Cikahuripan, Situs Karangkamulyan, Kabuyutan Cikawali (Astana Gede), Kabuyutan Galuh Salawe Cimaragas, Kabuyutan Garatengah Cineam, Kabuyutan Imbanagara, Kabuyutan Cibatu Jambansari, dan Kabuyutan Ciputrapinggan Pangandaran.

Sebelum digunakan untuk mencuci, air dari tujuh sumber mata air yang ditaburi kembang setaman (bunga aneka warna) dicampur menjadi satu. Petugas yang ditunjuk khusus dengan sangat teliti menyuci pusaka. Satu per satu pusaka , digosok dengan jeruk nipis selanjutnya disiram air.

Pusaka yang telah dicuci dan dilap,kemudian diberi minyak khusus serta dikeringkan dengan asap dupa hingga aroma wanginya menyebar lokasi jamasan. Setelah itu, pusaka dimasukkan ke dalam warangka, selanjutnya dikembalikan ke Museum Selagangga.
“Sebenarnya banyak sekali pusaka peninggalan leluhur, akan tetapi untuk jamasannya tidak sekaligus. Kali ini ada tujuh pusaka utama, selain itu juga puluhan jenis lainnya. Jamasan ini untuk merawat, menjaga agar benda pusaka bagus, tidak hilang dimakan usia,” tutur Ketua Yayasan RAA Koesoemadiningrat yang juga Raja Galuh RD Hanif Radinal.

Dia mengatakan, jamasan tidak hanya dilihat secara tersurat yakni mencuci fisik pusaka peninggalan yang memiliki nilai sejarah tinggi. Akan tetapi juga makna yang tersirat, yakni mencuci atau membersihkan diri.
“Jadi tidak hanya dilihat secara fisik saja menuci pusaka, akan tetapi sebenarnya ada makna lain yang tersirat yakni membersihkan diri dari pengaruh tidak baik. Jamasan kali ini juga sengaja dikemas lebih sederhana, salah satu pertimbangannya kenapa tidak di Jambansari, karena cuaca sangat panas,” jelasnya.

Hanif mengatakan jamasan tersebut tidak hanya bersifat terbuka, akan tetapi juga menerima jamas pusaka milik warga. Kegiatan ini bersamaan dengan jamasan pusaka yang ada di museum Selagangga.
“Pusaka dari luar juga boleh. Ini adalah hajat bersama, awalnya memang hanya pusaka milik kanjeng Prabu, akan tetapi saat ini juga terbuka, untuk masyarakat yang hendak mencuci pusaka,” katanya.

Lebih lanjut dia juga berharap kegiatan jamasan pusaka peninggalan Kerajaan Galuh, dapat menjadi agenda wisata budaya. Setidaknya hal tersebut, dapat menarik minta generasi muda sehingga ikut melestarikan warisan budaya yang memiliki nilai tinggi . “Sekaligus juga memererat tali silaturahmi anak keturunan Kerajaan Galuh dengan masyarakat,” tutur Hanif Radinal.(Yogi TN/Nurhandoko Wiyoso)**

Previous Post

Bantuan Bola Sepak dari DAK Buruk, Penyedia Jasa dan Dinas Terkait Siap-siap Dipanggil DPRD

Next Post

Gara-gara Tak Direstui Rujuk, JA Nekat Bantai Mantan Kakak Ipar hingga Tewas

Next Post
Gara-gara Tak Direstui Rujuk, JA Nekat Bantai Mantan Kakak Ipar hingga Tewas

Gara-gara Tak Direstui Rujuk, JA Nekat Bantai Mantan Kakak Ipar hingga Tewas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan

23 Mei 2020
Siswa Pangandaran Ikut “Perangi” Covid-19

Siswa Pangandaran Ikut “Perangi” Covid-19

9 April 2020
Coretan Siswa Asal Pangandaran Saat Rindu Masa Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19

Coretan Siswa Asal Pangandaran Saat Rindu Masa Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19

3 Juni 2020
Nyebrang Jalan, Ibu dan Anak di Kota Tasikmalaya Tertabrak dan Terseret Motor

Nyebrang Jalan, Ibu dan Anak di Kota Tasikmalaya Tertabrak dan Terseret Motor

14 Januari 2021
Langgar Protokol Kesehatan, Sejumlah Kafe dan Tempat Nongkrong Dibubarkan Petugas Gabungan

Langgar Protokol Kesehatan, Sejumlah Kafe dan Tempat Nongkrong Dibubarkan Petugas Gabungan

17 Januari 2021
SAR Gabungan Kembali Temukan 2 Korban di Sektor 1, Total 31 Meninggal Dunia

SAR Gabungan Kembali Temukan 2 Korban di Sektor 1, Total 31 Meninggal Dunia

17 Januari 2021
Memetik Hikmah Bencana Longsor Cimanggung

Memetik Hikmah Bencana Longsor Cimanggung

16 Januari 2021
Ketua Kwarda Jabar, Kunjungi  Korban Bencana

Ketua Kwarda Jabar, Kunjungi Korban Bencana

16 Januari 2021

BERITA TERBARU

Langgar Protokol Kesehatan, Sejumlah Kafe dan Tempat Nongkrong Dibubarkan Petugas Gabungan

Langgar Protokol Kesehatan, Sejumlah Kafe dan Tempat Nongkrong Dibubarkan Petugas Gabungan

17 Januari 2021
SAR Gabungan Kembali Temukan 2 Korban di Sektor 1, Total 31 Meninggal Dunia

SAR Gabungan Kembali Temukan 2 Korban di Sektor 1, Total 31 Meninggal Dunia

17 Januari 2021
Memetik Hikmah Bencana Longsor Cimanggung

Memetik Hikmah Bencana Longsor Cimanggung

16 Januari 2021
Ketua Kwarda Jabar, Kunjungi  Korban Bencana

Ketua Kwarda Jabar, Kunjungi Korban Bencana

16 Januari 2021
HU Kabar Priangan

Terbaik dan Berpengaruh

Follow Us



website statistics

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© Copyright 2010 - 2019 PT. Berkah Pikiran Rakyat. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • HOME
  • KABAR PRIANGAN
    • BANDUNG
    • BANJAR
    • CIAMIS
    • GARUT
    • PANGANDARAN
    • SUMEDANG
    • TASIKMALAYA
  • PENDIDIKAN
  • PARIWISATA
  • EKONOMI & BISNIS
  • OLAH RAGA
  • KIPRAH

© Copyright 2010 - 2019 PT. Berkah Pikiran Rakyat. All rights reserved.

error: Sytem Error !!!