SUMEDANG, (KP-ONLINE),- Dalam rangka Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ( P2P) Dinkes Kab. Sumedang berupaya menurunkan angka kematian akibat DBD, dengan membuat aksi perubahan untuk perubahan kinerja organisasi, dengan Sistem Informasi Terpadu Surveilance dan DBD ( Situs DBD) yaitu berupa tools form pencatatan dan pelaporan.
Dengan memanfaatkan teknologi 4.0 sederhana Google Form ini, para petugas survailance, petugas DBD puskesmas, RSUD dengan mudah dan cepat dapat mengaksesnya.
Hal ini disampaikan Kabid P2P Dokter Reny K. Anton beserta Tim Efektifnya, yang berupaya terus untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik lagi.
“Tujuan dan aksi perubahan Situs DBD ini agar para petugas dengan mudah dan cepat melaporkan kasus DBD yang ditemukan, sehingga pencegahan, penyebaran, pengendalian, penanggulangan penyakit dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. ” ujar dr. Reny ( 29/5 ).
Pelaporan ini pun memadukan koordinasi dari program terkait lainnya, seperti promosi dan penyuluhan kesehatan lingkungan yang sangat berperan. Selain itu juga panduan dengan lintas sektor, semisal saat pemberantasan sarang nyamuk (PSN ) harus dilakukan sebelum tindakan fogging. Di sini bisa terlihat bagaimana peran camat sampai RT/RW dalam menggerakkan dan mengerahkan masyarakat untuk ikut PSN.
Jumlah kasus DB yang tercatat dan terlaporkan ke Dinkes Sumedang dari Bulan Januari – April 2020 sebanyak 254 kasus dengan dua orang kematian pada bulan Februari.
Menurut dr. Reny angka kejadian tertinggi pada bulan Maret yakni 114 kasus. Dan kasus tertinggi ada di Kec. Sumedang Selatan, Tanjusari dan Jatinangor.
“Yang paling penting adalah bagaimana kita harus melakukan tindakan pencegahan/preventif dan menjalankan PHBS. Sedangkan tujuan panjang Aksi Perubahan Situs DBD ini yaitu menurunkan angka kejadian dan kematian karena DBD, sehingga tercapai masyarakat yang sehat dan Sumedang Simpati,” pungkasnya. ( Emi S)***