CIAMIS,(KP-ONLINE).- Pergerakan tanah terjadi di wilayah Desa Kadupandak, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis. Akibat kejadian itu sejumlah rumah milik warga rusak. Warga merasa khawatir, kerusakan akan makin parah jika memasuki musim penghujan tiba.
“Hari Minggu 27 Oktober 2019, beberapa titik di Dusun Sukamandi, terjadi pergerakan tanah hingga mengakibatkan tanah retak-retak. Akibatnya dinding rumah juga retak, bahkan ada yang jebol,” ungkap Kepala Desa Kadupandak, Jana Sujana, Senin ( 28/10/2019), sebagaimana dilaporkan wartawan Pikiran Rakyat, Nurhandoko Wiyoso.
Dia mengungkapkan setidaknya lima rumah terdampak pergerakan tanah. Saat ini kondisi rumah tersebut rawan ambruk, karena retakan dinding rumah juga semakin lebar. Mengantisipasi jatuhnya korban, pemilik rumah diminta untuk sementara tidak menempati rumah.
“Kami sudah mengimbau pemilik agar sementara ini rumah dikosongkan, karena khawatir ambruk. Akan tetapi pemilik masih bertahan tnggal di rumah. Wilayah ini memang rawan pergerakan tanah, tidak hanya musim hujan saja, tetapi juga saat kemarau,” tuturnya.
Jaja mengatakan sudah melaporkan kejadian rumah rusak akibat pergerakan tanah kepada Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis, serta Taruna Siaga Bencana (Tagana). “Informasi tersebut langsung direspon oleh Bapak kepala BPBD Ciamis Soekiman. Tidak hanya langsung ke lokasi, tetapi juga memberi bantuan,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Ciamis, Soekiman minta agar pemilik rumah segera mengosongkan rumahnya yang dindingnya sudah retak, bahkan sebigian sudah ambrol. Apabila penghuni menolak meninggalkan lokasi, disarankan agar dinding yang retak segera ditambal, sehingga tidak semakin lebar dan meluas.
“Saya mengingatkan pemilik agar mengosongkan rumah, karena kondisinya memang rawan. Jika tidak, ya segera diperbaiki, misalnya segera tambal dinding yang retak, sehingga posisi rumah dan dinding kembali stabil. Jangan sampai ada korban,” tutur Soekiman.
Lebih lanjut dia mengatakan Tambaksari, termasuk salah satu kecamatan yang termasuk rawan pergekanan tanah dan longsor. Ancaman terjadinya longsor, semakin besar siring dengan datangnya musim penghujan.Selain Tambak sari, beberapa kecamatan yang termasuk rawan pergerkan tanah berada di wilayah Ciamis utara, di antaranya Kecamatan Penumbangan, Panawangan, Panjalu dan Cihaurbeuti.
“Kami juga mengingatkan warga agar lebih waspada. Selain pergerakan tanah dan longsor, saat musim penghujan, juga rawan terjadi banjir serta angin puting beliung,” tuturnya.
Lebih lanjur Kepala BPBD Ciamis Soekiman mengatakan saat kemarau angka kebakaran hutan dan lahan masih terjadi. Sejak tiga bulan terakhir tercatat ada 35 kasus kebakaran hutan dan lahan. Beberapa kejadian terjadi di hutan jati dan pinus milik Perhutani, hutan jati masyarakat, kebun dan lahan masyarakat.
“Terakhir hari Minggu , 27 Oktober 2019 hutan jati perhutani di Dusun Sambungjaya, Desa Sukahurip, kecamatan Pamarican, terbakar. Umumnya karhutla akibat kelalaian ulah manusia,” kata Soekiman.***