MENURUT wacana, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) awal tahun ajaran 2020/2021 akan dimulai bulan Juli mendatang. Meskipun praktiknya ada dua kemungkinan. Pertama, para santri atau siswa masih tetap belajar di rumah masing-masing. Kemungkinan kedua, jika kondisi memungkinkan para santri atau siswa belajar di sekolah dengan panduan protokoler kesehatan yang ketat.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan banyak kekhawatiran orang tua mengenai keselamatan anak-anaknya jika harus belajar di sekolah atau pesantren. Apalagi jika anak-anak yang belajar di pesantren tersebut berasal dari berbagai daerah yang mungkin saja berasal dari zona merah covid-19.
Kalaupun menggunakan protokoler kesehatan, seperti penggunaan masker, disediakan hand sanitizer, dan lain sebagainya, itu semua masih belum membuat para orang tua bisa bebas melepas anak-anaknya ke sekolah apalagi pesantren. Kegiatan mondok dan sebagainya masih dikhawatirkan. Hal ini masih perlu kajian dan pertimbangan dari berbagai pihak. Berharap, pemerintah dapat menerapkan ketentuan yang sangat bijak untuk keselamatan dan kenyamanan semua pihak. Dan kita sebagai rakyat bisa menerapkan sistem yang diberlakukan dengan sebaik-baiknya, dengan kedisiplinan penuh, dan hati yang lapang.
Jika belajar di sekolah diterapkan, katanya hanya empat jam saja tanpa istirahat. Anak-anak disarankan membawa bekal makanan sehat dari rumahnya masing-masing. Kantin dan pedagang lainnya dilarang berjualan di sekitar sekolah. Apakah hal ini bisa diterapkan di seluruh sekolah? Mengingat, banyak pedagang kecil yang sudah terbiasa mencari nafkah di sekitar sekolahan. Banyak kebijakan yang perlu dipertimbangkan kembali. Akan banyak pihak yang terimbas dengan situasi tahun ajaran baru dalam situasi pandemi covid-19 seperti sekarang ini.
Belajar di rumah pun, banyak orang tua yang sudah lelah membimbing dan memantau anak-anaknya di rumah. Apalagi untuk orang tua yang sudah terbiasa bekerja di luar, pulang sore, sepertinya keberadaan sekolah dan tempat les sangat membantu orang tua untuk bisa bebas dan tenang meninggalkan anak-anaknya sampai sore sekalipun.
Bisa saja mungkin anak-anak ke sekolah mulai bulan Januari 2021. Namun, selama setengah tahun mulai bulan Juli sampai bulan Desember 2020 akan banyak waktu kosong di rumah bagi anak-anak. Orang tua dan anak-anak sudah mulai merasa jenuh di rumah selama pandemi covid-19 ini. Mau liburan pun belum bisa bebas pergi. Meski New Normal sudah diberlakukan, melalui Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sekalipun masih belum bisa menerapkan sepenuhnya berbagai kegiatan di luar rumah apalagi harus ke tempat umum.
Entah seperti apa pendidikan tahun ini. Tahun ajaran di masa pandemi, dengan banyak kekhawatiran dan ketidakpastian. Guru dan orang tua masih merasa bingung tahun ajaran sekarang mau seperti apa? Mampukah menerapkan tahun ajaran baru di masa pandemi? Semoga kita bisa melewati semua hal di tengah pandemi ini.***
Penulis:
Guru SDN 7 Ciamis