SUMEDANG,(KP-ONLINE).– Pasokan bawang putih di sejumlah pasar di wilayah Kabupaten Sumedang, kini sudah mulai berkurang. Akibatnya, harga jual bawang putih ke masyarakat pun menjadi mahal, hingga tembus Rp 75.000 per kilogram (kg).
“Sekarang bawang putih ini sudah mulai langka. Harganya juga mahal, makanya di sini kami menjual bawah putih sampai Rp 75.000 per kilo,” kata H. Rusmana (36) salah seorang pemilik kios di Pasar Inpres Sumedang, Selasa, 11 Februari 2020.
Menurut pengakuan Rusmana, langkanya pasokan bawang putih konon terjadi akibat distopnya impor bawang putih dari Cina oleh Pemrintah Indonesia. Sebab, sejak adanya informasi pemberhentian impor dari Cina, dalam sepekan ini pasokan bawang putih ke Sumedang dirasakan mulai langka. Bahkan harganya pun terus merangkak naik, mulai dari Rp 60.000/kg, hingga tembus Rp 75.000/kg.
“Karena harga dari sananya mahal, maka kami pun menjual bawang putih ini dengan harga Rp 75.000 per kilogram. Padahal normalnya, harga bawang putih ini paling mahal hanya Rp 28.000 per kilo gram. Tapi cuma harga bawang putih saja, harga sayuran yang lainnya masih relatif normal,” katanya.
Hal demikian dibenarkan pula oleh pemiliki kios sayuran lain, Hj. Cucu (61). Menurut Hj. Cucu, hampir semua pedagang sayuran di Pasar Inpres Sumedang, kini mengeluhkan soal langkanya pasokan bawang putih.
Sebab, dengan langkanya pasokan bawang putih dari Pasar Inpres Caringin Bandung ke Pasar Inpres Sumedang, otomatis harga jualnya pasti akan jadi meningkat.
“Akibat kenaikan harga seperti ini, otomatis daya beli masyarakat juga jadi menurun. Katanya, gara-gara takut virus corona, jadi impor bawang putih dari China itu dihentikan,” kata Cucu.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koprasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumedang, Somali, menjelaskan bahwa kenaikan harga bawang putih ini, kemungkinan besar bukan akibat karena dihentikannya impor dari Cina. Akan tetapi, akibat adanya ulah spekulan yang memanfaatkan isu penghentian impor bawang putih dari Cina, untuk kepentingan mereka menaikkan harga jual di pasaran.
“Kami menduga, kenaikan harga bawang putih saat ini merupakan ulah spekulan,” kata Somali.
Sebab, menurut dia, pemerintah pusat sendiri sejauh ini hanya menghentikan sementara impor bawang putih tersebut. Bahkan, Pemerintah juga telah memastikan bahwa pasokan bawang putih di Indonesia ini masih aman sampai bulan Maret 2020 mendatang, sehingga seharusnya, harga bawang putih ini masih normal.
“Bulog juga memastikan kalau ketersediaan stok bawang putih masih aman. Justru kami curiga, kalau kenaikan harga ini, karena adanya ulah spekulan,” katanya.
Guna menindaklanjuti masalah tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog, dan Satgas Pangan Polres Sumedang, untuk bersama-sama menyikapi kenaikan harga bawang putih ini.”Rencananya, kami bersama Satgas Pangan dan Bulog akan segera melakukan operasi pasar untuk menormalkan kembali harga bawang putih,” ujarnya. (Taufik Rochman)***