KABAR PRIANGAN – Sebanyak 41 peserta mengikuti lomba ngurek Kang Yod Mintaraga Cup 2021 di kolam Desa Wisata Bumi Ageung, Kampung Balandongan, Desa Pagersari, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (2/1/2021).
Lomba ngurek belut dalam mengisi tahun baru 2021, tergolong heboh dan unik. Panitia menyediakan 41 tiket untuk peserta. Dalam perlombaan tersebut peserta memancing belut dengan urek di kolam seluas 1 hektar. Selanjutnya, nanti peserta yang mendapatkan belut terbesar akan mendapatkan hadiah.
Serunya perlombaan ini, karena panitia menyediakan trophy Gubernur Jawa Barat dan hadiah uang tunai jutaan rupiah. Selain itu selama lomba berlangsung, panitia mengiringinya dengan musik kendang pencak. Saat perlombaan di mulai, para penonton pun turut heboh dengan teriak menyemangati peserta yang ikut lomba.
Ketua Panitia Kegiatan, H. Taufik Faturohman mengatakan kegiatan ini untuk mempertahankan salah satu tradisi Sunda yakni ngurek belut dan tradisi Sunda lainnya. Selain itu lomba ini dapat menjadi ajang silaturahmi antara sesama warga, khususnya pehobi ngurek belut.
Selain mengadakan lomba ngurek, pihaknya juga mengadakan lomba tangkap lubang atau sidat dengan tangan kosong. Peserta yang berhasil menangkap disiapkan hadiah.
“Alhamdulillah, peserta yang cukup banyak, yang hendak mendaftar sebanyak 200 lebih. Namun karena kondisi pandemi Covid-19, maka peserta dibatasi hanya 41 orang,” kata H. Taufik.
Menurutnya, ke depannya akan digelar kembali acara yang sama, bahkan akan dijadikan agenda rutin tahunan. Mudah-mudahan lebih meriah, dan pesertanya tidak dibatasi seperti sekarang.
Tujuan lain kegiatan ini, meningkatkan kepedulian untuk menjaga kelestarian lingkungan, khususnya habitat belut dan lubang. Binatang belut dan lubang, bukan saja sedap dan memiliki banyak protein, sehingga banyak dicari dan harga jualnya sangat tinggi, namun memiliki kenikmatan bagi pehobi ngureknya,
Pemancing atau pengurek belut harus memiliki naluri mencari lobang yang benar-benar ada belutnya. Selanjutnya, memasukan umpan dengan cara menggerakkan ke dalam lobang, hingga belut menyambar umpan.
“Ketika umpan dimakan dan ditarik, saat itulah terjadi pertarungan yang mendebarkan dan penuh sensasi. Tarik menarik menjadi keseruan dan kenikmatan tersendiri. Perlu insting yang terlatih agar belut bisa ditarik ke luar,” ucapnya.
Dikatakan dia, pengurek harus memiliki keterampilan untuk memilih waktu yang tepat, kapan menarik, menahan dan dikendorkan. Keseruannya tak sampai di situ. Ketika belut berhasil keluar dari lobang, geliat liar dan licin belut membutuhkan keterampilan juga untuk bisa menaklukan.
Terkait hadiah yang disediakan, lanjut Taufik, juara 1 mendapatkan trophy dari Gubernur Jawa Barat dan uang sebesar Rp 1,5 juta dari Ketua Fraksi Golkar DPRD Provinsi Jawa Barat. Sementara untuk juara 2 sebesar Rp 1 juta dan juara 3 sebesar Rp 500.000.
“Semoga lomba ngurek ini menjadi tradisi yang bisa dilestarikan, sekaligus menjaga lingkungan habitat belut dan lubang. Ini akan dijadikan kegiatan rutin, setidaknya setahun sekali,” ungkapnya.
Sementara itu Wawan Gunawan, juara 1 lomba ngurek mengaku sangat senang bisa menjadi juara, setelah umpan kailnya berhasil dimakan belut seberat 6 ons.
Dia pun berharap acara rutin diselenggarakan karena bisa jadi sosialisasi melestarikan hewan belut, hiburan masyarakat dan mempererat silaturahmi warga, ungkapnya. (Ema Rohima)***