KASI Sarana Prasarana SD Disdik Garut, H. Mamun Gunawan sedang meninjau langsung ke lokasi banjir di Kecamatan Cikajang, Rabu (8/4/2020).*
GARUT, (KP-ONLINE).-Tingginya intensitas hujan di Kabupaten Garut pada Selasa (7/4) petang hingga menjelang malam berdampak terhadap sejumlah sekolah di Kabupaten Garut. Berdasarkan pantauan Dinas Pendidikan Garut, setidaknya ada dua lokasi satuan pendidikan di wilayah selatan Garut yang harus mendapat perhatian
serius.
Demikian disampaikan Kasi Sarana Prasarana SD Disdik Garut, Mamun Gunawan didampingi Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Cikajang, Kurnaedi, Rabu (8/4/2020).
Mamun menjelaskan, lokasi pertama sekolah yang perlu penanganan khusus di antaranya Pondok Pesantren Al Ittihad Kampung Rancapandan Desa
Mekarjaya Kecamaran Cikajang, yang di dalamnya ada PAUD, RA, SD IT dan MTs.
“Ketika hujan turun sore hari menjelang magrib, air masuk menggenangi sekitar
sepuluh ruang kelas di lantai bawah hingga sekitar 1,8 meter. Lokasi SD IT Al Ittihad Cikajang berada dibawah nol meter dari jalan raya,” katanya usai meninjau lokasi bencana.
Dikatakan,kejadiani baru terjadi pada tahun 2020 sekarang. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan tanggul sungai Cibarengkok di dekat sekolah yang jebol pada tanggal 2 April lalu.
Menurut Mamun, banjir ini menjadi kali kedua terjadi, sebelumnya pada tanggal 2 April lalu, komplek sekolah ini sempat diterjang banjir hingga ketinggian air mencapai 1,5 meter.
“Baru saja pihak sekolah melakukan pembersihan lumpur, buku dan bangku yang terendam, sudah mengalami banjir lagi. Memang belum merusak bangunan, kerugian dialami dengan rusaknya buku-buku dan sebagian terendam. Proses pembersihan lumpur juga cukup memakan waktu lama dan tenaga,” ujarnya.
Menurut Mamun, jika tanggul belum juga diperbaiki, potensi banjir di komplek sekolah ini masih menjadi ancaman serius.
Selain di Cikajang, SDN 1 Tanjungjaya Kecamatan Banjarwangi juga mengalami imbas longsor.
“Kami mendapatkan laporan dari Korwil Pendidikan Kec. Banjarwangi menjelang subuh tadi pagi ada tebing di depan bangunan sekolah yang longsor dan tanahnya masuk ke lingkungan sekolah,
terutama di ruang perpustakaan dan Musholla. Tembok penahan tanah SD ini juga pernah mengalami longsor pada 9 Januari yang lalu. Penyebabnya sama, curah hujan yang tinggi,” jelasnya.
Sementara itu, anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut
Dian Hasanudin yang juga meninjau langsung banjir di Komplek Pesantren Al Ittihad Cikajang, mengungkapkan, harus adanya langkah sinergis antar SOPD agar
problem longsor tanah dan jebolnya tanggul sungai ini dapat segera diatasi.
“Kalau di Disdik tidak ada program TPT dan Tanggul Sungai, maka Disdik harus segera berkoordinasi dengan Dinas terkait dibawah arahan Bupati Garut tentunya, agar bangunan sekolah dapat diselamatkan dari ancaman bahaya longsor dan banjir,” ucapnya. (Dindin Herdiana)***