TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).-Sejak awal bulan Maret 2020 lalu, jumlah kunjungan ke Puskesmas DTP Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya terjadi penurunan. Kondisi ini disebabkan pandemi Covid 19, dimana pasien rawat jalan maupun rawat inap mengalami penurunan hingga 60 hingga 70 persen.
Kepala UPT Puskesmas DTP Ciawi, Asep Rudi kepada wartawan Selasa (19/5/2020) mengatakan, terjadinya penurunan kunjungan ke puskesmas akibat pandemi Covid 19. Kondisi ini bukan hanya terjadi pada pasien rawat inap saja, namun pada masyarakat yang hendak berobat juga.
“Penurunan terjadi sejak Pandemi Covid 19. Dimana pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak berkunjung, kalau tidak darurat,” ucapnya.
Menurutnya, untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pihaknya menyarankan kepada masyarakat agar berkonsultasi melalui telefon. Untuk itu pihaknya menyebar nomor telefon tenaga kesehatan sesuai desanya masing-masing. Hal ini sesuai dengan protokol kesehatan pemerintah kepada masyarakat agar tidak berkunjung kalau tidak darurat.
Meski terjadi penurunan kunjungan, namun pihaknya tetap bertugas dalam melakukan pencegahan khsusnya di lingkungan sekitar puskesmas, dan melakukan pemantauan terhadap masyarakat yang baru datang mudik.
Tenaga medis Puskesmas DTP Ciawi, dr. Hj. Yunike membenarkan terjadi penurunan kunjungan yang berobat jalan maupun rawat inap ke puskesmas. Kondisi ini terjadi bukan hanya di Puskesmas, namun rumah sakit, klinik dan praktek dokter juga.
Penurunanya cukup drastis, yakni mencapai 60 persen. Meski demikian, tidak lantas tugas tenaga medis berkurang tapi malah menambah beban tenaga medis karena harus memantau warga pemudik selama 14 hari.
Kondisi ini akibat pandemi Covid 19, dimana mungkin saja masyarakat ada sebuah ketakutan sehingga mereka tidak mau berobat. Namun demikian, pihaknya juga selalu memberikan himbauan kepada masyarakat berkaitan dengan pandemi ini lebih baik di rumah saja kecuali kalau darurat.
“Kami Puskesmas DTP Ciawi, sudah siap jika suatu saat mendapatkan kasus Covid sesuai protokol dari Kemenkes,” ucapnya.
Menurutnya, jumlah warga yang pulang dari kota di Kecamatan Ciawi cukup banyak, bahkan saat ini terus berdatangan kembali. Pemudik juga yang bukan warga Ciawi banyak yang mampir hanya sekedar untuk diperiksa. Sehingga pihaknya benar-benar harus siap untuk menerima kasus, termasuk jika kasus harus dirujuk.
Apalagi pandemi ini sudah berjalan 3 bulan, dan menurut para ahli kemungkinan berakhir masih lama. Setidaknya sampai ditemukan vaksin yang tepat.
Itu artinya masyarakat harus sudah siap-siap dalam menghadapi perubahan hidup normal yang baru atau new normal life. Dimana kita semua sudah terbiasa menggunakan masker, jaga jarak, melakukan cuci tangan serta pola hidup bersih dan sehat.
“Jika harus kembali beraktifitas, harus membiasakan dulu hal-hal tersebut. Sebagai kehidupan normal kita yang baru. Dan itulah yang disebut bersahabat dengan Covid 19 atau berdekatan tapi dibuat aman untuk tidak tertular,” ungkapnya. (Ema Rohima)***