SUMEDANG,(KP-ONLINE).– Sebanyak enam rumah penduduk di wilayah Dusun Citaman RT 02/08, Desa Cipanas, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, kini terancam longsor.
Potensi ancaman ini, mulai terlihat sejak tebing penyangga pemukiman di sekitar perkampungan tersebut mengalami longsor sepanjang 50 meter dengan ketinggian 11 meter.
Akibat longsornya tebing tersebut, kini enam rumah di sepanjang tebing itu pun menjadi berada persis di pinggir longsoran. Bahkan jarak antara tebing dengan rumah itu paling hanya terpaut sekitar 1 sampai 1,5 lagi.
Ny. Tarsih (80), salah seorang pemilik rumah yang terancam longsor, mengaku khawatir dengan kondisi bangunan rumahnya yang nyaris ikut terbawa longsor.
“Pasti khawatir, soalnya rumah ibu ini kan sudah berada persis di tepi tebing yang longsor. Hampir tiap malam juga tidak bisa tidur karena takut rumah terbawa longsor. Malah kalau ada hujan besar, ibu suka mengungsi dulu ke rumah tetangga yang agak jauh dari tebing,” kata Ny. Tarsih, di lokasi, Selasa 18 Februari 2020.
Menurut Ny. Tarsih, bencana longsor pada tebing itu mulai terjadi sejak awal musim hujan lalu, dan sampai sekarang terus berlanjut secara perlahan. Dimana jarak antara rumah dengan tebing yang semula sejauh 6 meter itu, sekarang jaraknya paling hanya tersisa sekitar 1 meteran lebih.
Kepala Desa Cipanas Asep Lantifan, melalui Kepala Dusun III Suherman, membenarkan kondisi tersebut. Malah Menurut Suherman, bencana longsor yang mengancam pemukiman penduduk itu, sudah dilaporkan ke Pemerintah Desa Cipanas, bahkan pihak desa sendiri sampai sekarang masih terus memonitor perkembangan bencana tersebut.
“Bencana longsor ini awalnya memang hanya sedikit. Namun karena terus-terusan diguyur hujan, maka longsoran pada tebing setinggi 11 meter yang berada di atas parit itu pun kini malah terus meluas. Apalagi setelah pohon besar di sini ikut terbawa longsor,” katanya.
Guna mengantisipasi ancaman bencana tersebut, lanjut Suherman, pihak desa akan mengajukan beronjong ke Pemerintah Kabupaten. Sebab jika tebing itu tidak segera dipasangi beronjong, kemungkinan besar rumah-rumah di sepanjang tebing itu pun akan ikut terbawa longsor.
“Kalau untuk penanganan sementara, kita sudah menggerakan warga untuk bekerjabakti membuat tanggul agar air hujan tidak terus masuk ke tebing. Namun upaya itu tidak akan bertahan lama. Satu-satunya solusi paling harus dibenteng atau dipasangi beronjong,” katanya. (Taufik Rochman)***