TASIKMALAYA, (KP ONLINE).- Kasus saldo rekening bantuan sembako kosong kembali terjadi di Kabupaten Tasikmalaya. Akibat para penerima manfaat tidak bisa mencairkan bantuan sembako yang telah diuangkan tersebut. Een (60) warga Kampung Ciangsirna RT 03 RW 01 Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya pulang dengan tangan kosong. Bahkan sudah 15 bulan sejak dirinya menerima kartu bantuan yang dulu BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) tidak pernah bisa dicairkan.
“Saya selalu sabar dan berharap jika bulan ini saya dapat bantuan sembako seperti warga lainnya yang pegang kartu,” ujar Een.
Air matanya tidak kuasa meleleh saat melihat warga lainya pulang dari e-waroeng dengan menjingjing sejumlah bantuan sembako. Ia lagi-lagi hanya bisa menelan ludah dan pulang ke rumah dengan perasaan sedih.
Diketahui Een merupakan salah satu dari 19 warga Desa Banyuasih Kecamatan Taraju yang mengalami nasib sial. Tercatat sebagai penerima bantuan, mendapatkan kartu, akan tetapi tidak pernah bisa menerima bantuan dari program sembako.
Een saat menjadi buruh petik perkebunan teh rakyat ini sempat mendapatkan bantuan dari PKH (Program Keluarga Harapan). Akan tetapi ketika anaknya telah lulus sekolah tingkat SMP dan tidak melanjutkan ke jengjang berikutnya, bantuan PKH inipun dicabut.
Kini ketika ada bantuan Program Sembako dan ia berharap, nyatanya hanya sia-sia belaka. Dirinya merasa dibohongi, sebab tidak pernah bisa menerima bantuan padahal tercatat dan memegang katu penerima bantuan.
Sementara itu Kepala Desa Banyuasih, Suherman mengaku pihaknya telah berulang kali bolak-balik ke Dinas Sosial guna membetulkan persoalan yang terjadi di desanya. Tercatat ada 19 warga penerima bantuan yang seharusnya rutin setiap bulan mendapatkan bantuan program sembako, namun nyatanya saldo kosong dan tidak pernah bisa dicairkan.
“Saya tanya ke dinas mengapa ini sampai terus-terusan terjadi. Kasihan warga kami sangat berharap mendapatkan bantuan. Apalagi ditengah situasi pandemi seperti sekarang,” terangnya.
Akan tetapi pihak Dinas Sosial pun tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya kejadian seperti berada di ranah perbankan sebagai penyedia layanan. Peristiwa seperti ini juga terjadi pada ribuan warga lainnya di Kabupaten Tasikmalaya. Padahal beberapa waktun lalu Pemkab Tasikmalaya telah turun tangan guna mengurus persoalan tersebut. (Aris Mohamad F/Jalal)***