TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).- Sejumlah batu yang diduga peninggalan peradaban dulu ditemukan di dalam kawasan Objek Wisata Batu Mahpar, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya. Tumpukan batu artefak itu pertama kali ditemukan tertimbun tanah oleh pengunjung. Sampai akhirnya petugas objek wisata setempat berinisiatif menggali tumpukan diduga artefak berbentuk patung itu dan ditemukan patung berjumlah 22 patung buah.
Patung-patung tersebut terdiri dari 1 patung gajah diduga ganesha dan sejumlah patung primitif. Namun, belum diketahui secara pasti asal muasal atau muncul zaman berapa puluhan patung artefak ini.
“Awalnya ditemukan oleh pengunjung objek wisata Batu Mahpar ini. Lalu pengunjung itu melapor ada tumpukan batu mirip patung tertimbun tanah tapi sedikit menonjol ke permukaan. Setelah digali, ternyata ditemukan patung-patung Ganesha atau gajah duduk dan manusia kerdil,” kata pengelola obyek wisata, Oys Saadah (23) kepada wartawan, Selasa (11/2/2020).
Menurutnya, bentuk puluhan patung tersebut hanya berukuran tinggi sekitar 50 centimeter. Lokasi penemuannya persis di tepi Sungai Parit Galunggung di depannya. Sa
mpai sekarang, puluhan diduga artefak batu peninggalan zaman dahulu itu dibiarkan tergeletak dan hanya dipasangi garis pembatas tali plastik.
“Ini katanya mau dibawa ke ruangan khusus di lokasi objek wisata. Tapi, karena belum dilakukan, jadi kami pasang garis pembatas pakai tali rapia atau plastik supaya tak terganggu pengunjung di sini,” tutur Oys.
Dikatakan dia, selama ditemukan diduga artefak batu berjenis patung ini, pengunjung ke Objek Wisata Batu Mahpar penasaran dengan adanya penemuan patung-patung tersebut.
Namun, sampai sekarang belum ada penelitian khusus atau ahli arkeologi yang mencoba meneliti temuan diduga artefak batu tersebut.
“Kalau ahli peneliti seperti arkeolog belum ada ke sini. Soalnya, patung-patung ini baru ditemukan pada hari Minggu kemarin,” kata dia.
Dijelaskan dia, sampai saat ini pengurus objek wisata Batu Mahpar hanya membereskan beberapa temuan patung diduga artefak itu suapaya tidak hilang dan rusak. Para pengurus di objek wisata itu meyakini kalau patung-patung lainnya masih banyak tertimbun tanah di lokasi tersebut. (Ema Rohima)***
Harus di lestarikan cagar budaya jaman dahulu
Harus kita lestarikan peninggalan peninggalan kerajaan jaman dahulu