TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).– Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat Desa Mekarjaya Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya kini tengah mengembangkan budidaya lebah madu di lingkungannya. Budidaya lebah madu tersebut selain merupakan sumber penghasilan baru bagi warga, juga bisa dikonsumsi sendiri yang berguna untuk meningkatkan imun tubuh di tengah ancaman Covid-19.
Pengembangan lebah madu secara budidaya tersebut mengemuka setelah hadirnya sejumlah dosen Unsil yang melakukan kegiatan PPM (Pengabdian Pada Masyarakat) di desa tersebut. Kegiatan PPM dilaksanakan sejak 29 November hingga selesai. Sebelumnya, sejumlah dosen dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas FE Unsil menangkap potensi usaha setelah melihat ada warga setempat yang biasa mencari dan mengambil lebah madu di hutan. Namun kegiatan tersebut hanya sebagai hobi atau sekedar kegiatan sampingan saja.
“Kegiatan mencari madu ke hutan itu kan terbatas dan jarang-jarang karena lebah madu di hutan tidak banyak. Makanya terpikirkan bagaimana kalau lebah madu tersebut dibudidayakan oleh warga, sehingga produksinya berkesinambungan atau terus menerus sehingga bisa memberikan penghasilan bagi warga,” ujar Dr. H. Ade Komaludin, SE, M.Sc, Ketua Kelompok PPM di Desa Mekarjaya Bidang Budidaya Lebah Madu, didampingi dosen anggota kelompok lainnya, Jumri, M.Si.; Encang Kadarisman, S.E., M.M.; dan Iwan Fathurohman, M.H.
Menurutnya, budidaya lebah madu dapat dijadikan sebagai lahan tambahan pendapatan bagi keluarga bila dilakukan dengan cara yang benar, baik dalam pembuatan kotak sarang lebah, menyiapkan koloni, pemeliharaan, dan panen maupun pasca panen sehingga madu yang dihasilkan betul-betul higienis dan dapat meyakinkan masyarakat keasliannya.

Menurut Ade Komaludin, budidaya lebah madu tersebut dibidik sebagai salah satu sasaran upaya meningkatkan pendapatan warga, karena melihat beberapa pertimbangan yang mendukung. Pertama, masyarakat setempat sudah terbiasa mencari dan mengambil madu di hutan, sehingga mereka sudah terbiasa berhadapan dengan lebah, memahami perilaku lebah dan sudah tahu cara-cara menghindari sengatan lebah. Kedua, lingkungan pemukiman dan sekitar pemukiman warga banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon tertentu yang cocok untuk kehidupan lebah karena menyediakan pakan yang cukup dan baik untuk lebah.
“Budidaya lebah madu di Desa Mekarjaya memiliki potensi untuk berkembang, karena lingkungan penduduk masih asri rimbun dengan pepohonan yang terdapat di pekarangan sebagai tanaman sayuran, kebun kelapa, kebun buah-buahan seperti dukuh, manggis, petai, jengkol, albasiah, pohon aren dan lain-lain. Selain itu dukungan lahan perkebunan karet dan kehutanan yang ditanami oleh pohon mahoni milik pemerintah juga sangat mendukung bila dilakukan budidaya lebah madu,” jelasnya.
Wilayah Desa Mekarjaya, katanya, 60 persennya berupa perkebunan karet dan kehutanan yang mayoritas ditanami pohon Mahoni. Kondisi ini sangat mendukung sebagai sumber pakan lebah secara permanen, kerena pemiliknya adalah pemerintah yang tidak mungkin ditebang habis.
Ketiga, permintaan pasar terhadap madu masih tetap tinggi dan belum bisa dipenuhi oleh usaha produksi madu di Tasikmalaya. Mengutip data dari Kementerian Kehutanan, dijelaskan Ade Komaludin, peluang pasar madu di Indonesia sangat terbuka dan masih luas. Perdagangan madu di Indonesia mengalami defisit yang cukup besar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa produksi madu kita masih sangat rendah, sementara potensi pasar dalam negeri sangat besar.
“Dengan total jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa dan asumsi konsumsi perkapita madu di Indonesia sebesar 30 gr/tahun paling tidak kita membutuhkan madu sebesar 8.100 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan madu domestik. Sementara produksi madu kita dari tahun ke tahun terus menurun, sehingga tidak mengherankan jika Indonesia mengimpor madu dari negara lain untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Peluang pasar seperti ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh masyarakat sekitar hutan agar mampu memproduksi madu dengan kualitas yang baik dan harga yang bersaing,” katanya.
Dijelaskan, budidaya lebah madudi Desa Mekarjaya disebar di beberapa dusun, terutama yang berdekatan dengan kehutanan dan perkebunan karet. Kelompok masyarakat budidaya sebagai percontohan dilakukan oleh 10 orang yang dipimpin oleh seorang ketua.
“Kami dari PPM Ekonomi Pembangunan Unsil telah menghibahkan 40 kotak sarang lebah kosong dan 5 kotak isi lebah sebagai pemacu kegiatan budidaya mereka,” jelasnya.
Selain memberikan sumbangan kotak lebah, pihaknya juga memberikan pelatihan kepada warga mengenai tehnik budidaya lebah madu dan langsung dipraktekan.
“Telah diberikan pelatihan dan dicoba untuk mengundang koloni lebah ternyata kotak sarang lebah bisa dihuni. Para anggota kelompok telah mencoba mengundang lebah hutan ke kotak koloni dan rata-rata terisi satu kotak,” katanya. (M.Ridwan)***