TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).- Kelestarian lingkungan masih menjadi perhatian utama bagi Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Karaha. Hal tersebut sesuai dengan komitmen PGE yang akan mengembangkan bisnis ramah lingkungan.
Pasalnya, bagi PGE Area Karaha, kelestarian hutan yang wilayah operasinya berada di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut, adalah segalanya.
Hal tersebut dikatakan General Manager PGE Area Karaha, Roy Bandoro Swandaru kepada wartawan, di sela puncak acara HUT Pertamina ke-62 dan HUT PGE ke-13 di kantornya Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (12/12/2019).
Menurutnya, di usianya yang ke-13 ini, perusahaan energi milik negara ini perhatian utamanya masih konsen pada kelestarian lingkungan. Pasalnya, PGE sebagai perusahaan yang memegang komitmen bisnis yang ramah lingkungan. PGE Area Karaha memiliki berbagai program pengelolaan lingkungan hidup dan efisiensi sumber daya alam.
Hal tersebut sesuai dengan tema pada HUT PGE kali ini, yakni “Beyond Energi” yang diharapkan mampu menjadi penyemangat keberlangsungan energi nasional yang ramah lingkungan. Selain itu, terus berinovasi dalam menciptakan energi, tanpa ketergantungan pada minyak bumi.
Potensi panas bumi sangat tergantung pada lingkungan atau alamnya. Adapun pengembangan panas bumi itu tidak hanya soal energi semata, namun banyak multiplier effect yang dihasilkan.
“Semakin baik alamnya, maka semakin optimal produksi energi dari sumber panas bumi. Produksi itu diharapkan memberikan banyak manfaat untuk sektor energi nasional. Ini sebagai upaya penghematan energi secara nasional,” ucapnya.
Dikatakan Roy, upaya ini sejalan dengan target pemerintah, untuk mengurangi ketergantungan inpor bahan bakar minyak (BBM) nasional saat ini.
“Samakin impor kita berkurang, semakin banyak devisa negara yang terselamatkan,” kata dia.
Roy menegaskan, produksi energi dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan, mampu menekan efek panasan global saat ini. Emisi rumah kaca dengan sendirinya akan berkurang, ketika kelestarian alam sekitar tetap dijaga.
Selain itu, pengembangan energi nasional melalui panas bumi, ikut andil membantu pembangunam infrastrktur daerah atau tempat produksi berlangsung.
“Kalau kami membuka panas bumi, maka bisa dipastikan ada infrastruktur. Artinya kami bangun jalan, jembatan, sehingga banyak akses yang terbangun,” papar dia.
Terakhir pembangunan energi panas bumi, mampu memberikan alih teknologi bagi masyarakat, bagaimana memanfaatkan potensi yang ada, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan.
“Bagi kami semakin alamnya terjaga, semakin baik buat keberlangsungan produksi energi kami,” jelasnya.
Optimalkan Produksi
Roy menambahkan, sebagai perusahaan yang baru beroperasi, keberadaan PGE area Karaha, terus berupaya mengejar target potensi energi yang ada.
“Target kami terdekat, bagaimana produksinya bisa mencapai 30 Megawatt sesuai potensi yang ada,” kata dia.
Saat ini total sumur PGE area Karaha yang berproduksi mencapai lima titik, satu sumur injeksi dan empat sumur monitoring.
“Sebagai perusahaan baru memang produksinya belum kontinyu, masih ada fluktuatif,” ujarnya.
Dengan semakin masifnya kampanye kelestarian lingkungan, lembaganya berharap ketersediaan energi panas bumi semakin meningkat.
“Jika seluruh sumur yang ada beropersi optimal, kami optimis produksi kami mampu mencapai target sesuai potensi yang ada,” ungkapnya. (Ema Rohima)***