TASIKMALAYA, (KP ONLINE).- Dampak dari bencana longsor yang terjadi sepekan lalu, sebanyak 30 kepala keluarga (KK) atau 94 jiwa warga di Kampung Mekarsari, Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya bersiap untuk melakukan relokasi ke tempat yang lebih aman. Relokasi terpaksa harus dilakukan karena wilayah tempat tinggal mereka rawan longsor.
Pemerintah Desa Cikubang bahkan telah menyiapkan lahan yang merupakan tanah milih pemerintah desa, dengan luas sekira delapan hektare. Lokasi ini dinilai lebih aman dari potensi bencana tanah longsor.
Kepala Desa Cikubang Jajang mengatakan, jika umumnya warga di Kampung Mekarsari telah sepakat untuk direlokasi, lantaran 30 KK yang terdampak bencana longsor tersebut tidak lagi memiliki lahan untuk membangun rumah mereka kembali. Sedangkan untuk menempati rumah mereka saat ini, warga masih merasa takut terjadi longsor susulan.
“Masyarakat ketakutan jika masih menempati kawasan perkampungan tersebut dan meminta relokasi. Akan tetapi mereka berat jika harus membangun rumah sendiri, karena tidak ada anggaran. Kalau lahan kita sudah siap,” kata Jajang.
Dikatakan dia, warga juga sudah seluruhnya sepakat untuk direlokasi. Asalkan mereka dibantu dalam pembuatan rumahnya. Sementara anggaran pemerintah desa juga sangat terbatas.
Kejadian longsor yang terjadi pada Jumat (19/6/2020) malam tersebut untungnya tidak sampai menelan korban jiwa. Pasalnya sejak Kamis (17/6/2020), aparat desa telah mengimbau warga untuk tidak berdiam diri di rumah jika terjadi hujan. Hal ini melihat tanah di sekitar wilayah itu sudah mengalami keretakan beberapa hari ke belakang.
Kendati demikian, akibat bencana itu, empat rumah warga rusak berat tertimpa tanah longsor, sembilan rumah retak-retak, dan 17 rumah lainnya terdampak. Karena itu, warga yang terdampak memilih mengungsi karena takut terjadi longsor susulan.
Dikatakan Jajang, selama lebih dari sepekan warga mengungsi dan bantuan logistik dari berbagai kalangan telah diterima warga. Terakhir bantuan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang menyerahkan langsung bantuan dari BPBD Jabar kepada warga yang terdampak longsor.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPMDP- PPA) Kabupaten Tasikmalaya, Rahmat ZM mengatakan, pihaknya sudah melakukan penanganan untuk pengungsi sejak bencana terjadi. Para pengungsi, kata dia, telah diberikan bantuan berupa kebutuhan hidup selama tinggal di pengungsian.
Ihwal relokasi warga, menurut dia, pihak desa sudah siapkan tanah. Untuk merealisasikannya, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mendapatkan bantuan relokasi bagi warga yang terkena dampak.
“Untuk realisasi ini harus ada SK Bupati. Saya juga akan satukan dengan kecamatan lain. Karena kejadian bencana bukan di Cikubang saja, tapi juga di Sukaraja, Cikalong, Parungponteng. Kami mendata sedikitnya ada 60 rumah yang terdampak bencana pekan lalu,” kata dia.
Menurut dia, selama menunggu proses relokasi, warga terdampak masih akan tinggal di pengungsian. Namun, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya akan menjamin kebutuhan makan untuk pengungsi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya Nuraedidin mengatakan, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk melakukan kajian kerawanan gerakan tanah di wilayah itu. Apabila lahan terdampak itu sudah tidak layak dihuni, pilihan relokasi akan menggunakan tanah desa.
“Badan Geologi juga harus mengkaji terlebih dahulu tempat relokasi itu. Jangan sampai di sana juga sama rawan bencana,” kata dia.
Nuraedidin mengatakan, hingga saat ini tim dari Badan Geologi belum turun langsung ke lapangan. Menurut dia, hal itu dikarenakan saat ini intensitas bencana sedang tinggi. (Aris Mohamad F)****