KABAR PRIANGAN -Meski perhatian pemerintah daerah masih jauh dari maksimal, eksistensi National Paralympic Comitee Indonesia (NPCI) Kab.Tasikmalaya dalam mencetak atlet berprestasi tetap berjalan.
Buktinya, di setiap ajang yang ada mulai Peparda, Peparnas, Asean dan Asian Paragames hingga Paralimpik, atlet dari NPCI Kab.Tasikmalaya selalu hadir dan terpilih masuk skuad inti.
“Malah prestasi juga banyak diraih. Kita tidak terjebak serta terpaku karena perhatian pemerintah yang kurang,” kata Bendahara NPCI Kab.Tasik, Edi Karsono Widjaya MM.
Seperti diketahui sekretariat NPCI saat ini masih numpang di kediaman Edi Karsono Widjaya di Cilangkap, Manonjaya, tanpa dilengkapi dengan kendaraan operasional.
Namun, uang pembinaan dan operasional tak ditampiknya d selalu diterima dari pemerintah daerah kab.Tasik dalam dua tahun terakhir setelah NPCI “berpisah” dari KONI.
Adanya bantuan itu juga diakuinya sudah cukup membantu menggerakan roda organisasi hingga sosialisasi keberadaan NPC ke sejumlah daerah. Soal sosialisasi, pada tahun ini tidak bisa digelar karena pandemi.
Biasanya sosialisasi pengenalan NPCI dilakukan ke berbagai wilayah dengan menggandeng pihak kecamatan atau desa dalam upaya memperkenalkan keberadaan NPC.
“Para atlet kami boyong untuk bertanding. Tapi berhubung sarana yang tersedia kebanyakan lapangan bulu tangkis dan tenis meja, maka dua atlet caor itu yang kebanyakan unjuk kabisa,” kata dia.
Soal fasilitasi sekretariat dan kendaraan operasional, kata Edi, memang sudah beberapa kali diusulkan. Namun hingga kini belum juga direspon.
Namun selagi roda organisasi dan kegiatan pembinaan bisa tetap berjalan, pengurus NPCI Kab.Tasik yang dikomandani Hari Susanto yang juga atlet yang dipersiapkan untuk menjajal Paralimpik Jepang, akhirnya tak terus merajuk untuk dikasihani pemerintah.
“Apalagi Sekretaris NPC pusat, Ukun Rukaendi S.Pd berpesan agar NPC tidak mengemis dan memaksimalkan apa yang ada,” kata dia.
Pihaknya kini lebih menekankan agar para atlet fokus berlatih serta meraih prestasi di even yang akan diikuti termask Peparnas Papua, Asian Paragames Vietnam tahun 2021 mendatang.
Karena dengan prestasi yang membanggakan, kata dia, para atlet bisa memperoleh bonus yang cukup besar.
Dalam pentas Asian Paragames 2019 Jakarta misalnya, sejumlah atlet yang ikut meraih prestasi mendapat bonus hingga milyaran rupiah.
“Maka para atlet yang tergabung di NPC tidak usah risau, sepanjang bisa menunjukan prestasi. Saat ini saja, para atlet yang meraup prestasi banyak yang sukses membuka usaha dari bonus yang diperolehnya,” kata Edi.
Jumlah atlet di NPCI sendiri saat ini berjumlah 33 orang yang terdiri dari atlet cabor bulutangkis, tenis meja, catur, bowling, angkat berat, bola voli duduk, sepakbola serta atletik.
“Jadi karena jumlah atletnya sedikit, tidak ada namanya pengurus cabor. Semuanya ditangani oleh pengurus NPC yang berjumlah 15 orang,” kata dia. (Irman S)***