Keterangan foto:
Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto, berpoto bersama penyandang disabilitas dan panitia peringatan 10 tahun Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kabupaten Tasikmalaya di Pendopo Baru Pemkab Tasikmalaya hening dan terpukau, Kamis (21/11/2019) kemarin.*
TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).-Lantunan lagu dari Tommy J Pisa berjudul ‘Suratan’ yang dimainkan oleh penyandang tuna netra, Oyib (35), membuat suasana lokasi peringatan 10 tahun Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kabupaten Tasikmalaya di Pendopo Baru Pemkab Tasikmalaya hening dan terpukau, Kamis (21/11/2019) lalu.
Semua perhatian tertuju padanya yang bermain di hadapan Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto serta para pejabat Pemkab Tasikmalaya lainnya. Selain suaranya yang merdu, keahliannya dalam memaikan Keybord Piaono juga patut diacungi jempol. Meski di tengah kekurangan, namun ia tetap piawai bernyanyi sambil memainkan alat musik.
Selain melakukan rangkaian sambutan kepada Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto, kalangan disabilitas ini juga menampilkan kreasi seni untuk para tamu kegiatan. Namun sayangya, hingga kini perhatian bagi para penyandang disabilitas ini masih sangat minim. TKSK salah satunya yang ikut memperjuangkan nasib dan hak-hak para disabilitas.
Ketua Pelaksana TKSK ke 10 tingkat Kabupaten Tasikmalaya, Asep Zamzam mengatakan, dalam peringatan satu dasawarna ini, pihaknya sengaja menghadirkan penyandang disabilitas. Hal ini untuk membuka mata pemerintah daerah agar lebih peduli terhadap keberadaan kaum disabitas baik dari pemberdayaan hingga fasilitas khusus.
“Mereka sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) juga mempunyai hak-hak yang sama dengan kita. Mempunyai hak mendapatkan ruang yang sama dari pemerintah,” jelas Asep Zamzam.
Asep menambahkan, sejauh ini di Kabupaten Tasikmalaya perhatian terhadap PMKS terutama penyandang disabilitas memang kurang maksimal. Hal ini dilihat dari minimnya fasilitas atau ruang khusus bagi disabilitas. Mereka kerap kesulitan mengakses fasilitas kesehatan, pendidikan dan juga fasillitas umum lainnya.
“Jadi kami berharap dari sini, pemerintah bisa membuka mata dan lebih memperhatikan penyandang disabilitas,” tambahnya.
Koordinator TKSK Kabupaten Tasikmalaya, Dwi Juli Kusmoro menambahkan, selain membantu kalangan disabilitas pihaknya pun membantu berbagai permasalah sosial, mulai dari anak yang ditelantarkan, anak yang berkebutuhan khsus, anak menghadapi kasus hukum, hingga lansia yang dibuang keluarganya. Kasus di Tasik Utara saja pada tahun ini pihaknya sudah menangani lebih dari 20 kasus.
“Jumlah PMKS binaan bervariasi di setiap kecamatan. Untuk TKSK setiap kecamatan satu orang. Kami menjadi fasilitator dan administrator,” jelas dia.
Kurangnya perhatian ini dirasakan oleh sang penampil acara, Oyib. Penyandang tuna netra ini mengatakan, ia sering kesulitan jika harus menggunakan fasilitas umum karena tidak adanya ruang khusus bagi penyandang disabilitas. Selain itu, akses pendidikan juga sangat terbatas, seperti keberadaan sekolah luar biasa (SLB) belum ada pada setiap kecamatan.
“Kami harapkan pemerintah tidak menganaktirikan kami. Kami butuh fasilitas penunjang, kemudahan akses pendidikan. Kami harapkan itu,” ucapnya. (Aris Mohamad F)***