GARUT, (KP-ONLINE).– Pengusaha Dodol di Kabupaten Garut menyambut baik upaya
pembatasan impor gula pasir yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Hal tersebut berdampak positif pada para pengusaha gula lokal. Meski demikian, tetap saja pemerintah juga harus mengontrol harga gula lokal agar tidak terjadi lonjakan yang berdampak buruk bagi stabilitas usaha.
Direktur Utama PT Herlina Cipta Pratama, H. Ato Hermanto mengatakan, dengan adanya pembatasan impor gula pasir artinya bisa memajukan produk gula lokal.
“Saya sangat bersyukur dan menyambut baik pembatasan kran impor gula pasir. Malah dengan adanya pembatasan itu jadi bisa lebih mengedepankan produk lokal. Ya kan, bagi saya pembatasan impor gula itu tidak berdampak, karena selama ini saya gunakan gula lokal,” kata Pengusaha Dodol PICNIC Garut di Kantornya, Jumat (21/2/2020).
Ia menegaskan, sejak dulu untuk memenuhi kebutuhan industri, pihaknya tidak selalu mengandalkan bahan gula impor. Pasalnya, gula yang paling cocok untuk produksi dodol, yakni menggunakan gula lokal.
“Sejak dulu juga kita selalu menggunakan gula lokal. Kalau distributor kita ada di Lampung. Dari dulu sampai sekarang masih menggunakan gula lokal dan tidak menggunakan gula rafinasi atau gula impor,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata pengurus Kadin Jawa Barat tersebut, dengan tertutupnya kran gula impor saat ini, pihaknya tidak begitu terpengaruh. Apalagi, lanjut dia, penggunaan gula lokal memiliki kualitas lebih baik daripada gula impor.
Sementara itu, Kepala Bagian Umum Perusahaan Dodol PICNIC, Ihsan, mengatakan, meski tidak begitu berpengaruh dengan kurangnya impor gula saat ini, namun harga gula lokal mengalami kenaikan sebesar Rp 400 per kilogram. Meski tidak menyebabkan terhambatnya produksi, tetapi tetap saja buat pengusaha dodol merasa gerah karena kenaikan ini jika dilihat dari skala banyak, nilainya menjadi besar.
“Mudah mudahan saja kondisi ini tidak semakin naik lagi,” harapnya.
Ihsan menuturkan, dodol PICNIC Garut diproduksi sekitar 3-5 ton per harinya.
“Kalau pada musim Lebaran meningkat hingga 5-7 ton per harinya. Jenisnya beragam dari mulai dodol biasa hingga spesial,” ujarnya. (Dindin Herdiana)***