TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).– Harga kebutuhan pokok jelang libur panjang sekolah, Natal dan tahun baru di Kota Tasikmalaya masih dalam keadaan aman. Namun pemerintah tetap akan mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok jelang akhir tahun khususnya untuk komoditas telur.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Mikro Menegah, Perindustrian dan Perdagangan (KUMKM Perindag) Kota Tasikmalaya, H. Firmansyah, Selasa (17/12/2019).
Firman mengatakan, pihaknya akan terus mewaspadai kenaikan harga telur karena kiriman telur dari daerah penghasil telur terkendala distribusi.
“Kita kan bukan daerah penghasil telur, hampir 70 persen kebutuhan telur di kita didatangkan atau dipasok dari daerah lain seperti Jawa,” katanya.
Firman menjelaskan, selain meningkatnya permintaan, umumnya kenaikan harga telur disebabkan terhambatnya proses distribusi dari daerah penghasil telur ke Kota Tasikmalaya. Hal itu biasanya disebabkan berbagai faktor, di antaranya kejadian bencana alam atau transportasi yang tertunda.
Mengantisipasi kemungkinan tersebut, lanjut Firmansyah, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah lainnya untuk melakukan antisipasi, khususnya jika terjadi bencana alam dan distribusi yang tersendat.
Tak hannya itu, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait regulasi operasi kendaraan pengangkut bahan pokok bisa masuk ke wilayah lain.
“Biasanya kan kendaraan besar dibatasi ketika hari raya. Tapi kita minta untuk sembako diberi keleluasaan agar bisa tetap operasi,” ujar Firman.
Namun demikian pihaknya mengklaim, hingga saat ini belum terjadi kenaikan harga yang signifikan. Ia berharap, menjelang Natal dan tahun baru kali ini tak terjadi kelangkaam atau lonjakan harga kebutuhan pokok khususnya telur.
Firman menambahkan, guna pengamanan harga bahan pokok pihaknya sudah menyiapkan berbagai hal yang mesti dilakukan agar kekurangan stok sembako atau kenaikan harga tinggi bahan pokok tidak terjadi.
Adapun salah satu langkah yang disiapkan guna mengantisipasi lonjakan harga adalah operasi pasar dan pasar murah.
Firmansyah mengaku, selama ini pihaknya sudah rutin menggelar pasar murah setiap pekan bersama Bulog dan Bank Indonesia manakala terjadi lonjakan bahan pokok pada momen-momen tertentu seperti Lebaran dan Natal serta pergantian tahun.
“Operasi pasar baru akan dilakukan jika ada harga yang melambung. Jika harga masih normal, operasi pasar tidak akan dilakukan, sebab hal itu justru merusak harga,” katanya. (Asep MS)***