PANGANDARAN,(KP-ONLINE).-Pemerintah Kabupaten Pangandaran saat ini akan menangani secara khusus penderita gizi buruk dan kurang gizi. Pasalnya, dari data yang tercatat masih ada 57 penderita gizi buruk dan gizi kurang sebanyak 600 balita. Untuk mengatasinya, Pemda akan memberikan bantuan Rp 25.000 per hari selama 90 hari.
Bupati Kabupaten Pangandaran H. Jeje Wiradinata mengatakan, pada saat ini di Kabupaten Pangandaran tercatat masih ada 57 penderita gizi buruk dan 600 gizi kurang. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemkab Pangandaran akan menanganinya secara khusus.
“Pemkab Pangandaran akan membantu penderita gizi buruk dan gizi kurang, masing-masing Rp25 ribu per hari, selama 90 hari,”ungkapnya, Jumat (21/2/2020).
Menurut Bupati, bantuan tersebut berupa makanan siap saji yang dimasak dan diantarkan oleh langsung Kader Posyandu ke rumah sasaran. Dengan demikian, Bupati berharap, kebutuhan makan empat sehat lima sempurna penderita gizi buruk dan kurang akan tercukupi.
“Program penanganan gizi buruk dan kurang ini, kemungkinan yang pertama dilakukan Pemkab Pangandaran di Indonesia,” tuturnya.
Selanjutnya Jeje menegaskan, akan memantau terus progres program ini. Sejauh mana efektivitas program ini dalam upaya menangani gizi buruk dan kurang itu.
“Langkah ini sebagai upaya untuk mewujudkan Kabupaten Pangandaran zero gizi buruk dan kurang,”lanjutnya.
Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pangandaran Ida Nurlaela mengungkapkan, dirinya sangat menyambut baik dilaksanakan program tadi.
Ia melanjutkan, PKK Provinsi Jawa Barat punya progam ‘Sekoper Cinta’ (Sekolah Perempuan Mencapai Cita-cita), tujuannya adalah mengatasi persoalan stunting, gizi buruk dan kurang gizi.
Sekoper Cinta bertujuan meminimalisir KDRT karena persoalan ekonomi, masalah human traficking yang marak terjadi di masyarakat karena kasus ekonomi, serta membuka wawasan untuk perempuan agar ada kesetaraan gender.
“Untuk masalah stunting, di Jawa barat tercatat 12,6 %, sedangkan di Kabupaten Pangandaran tercatat hanya sekitar 1,2%. Angka itu pun dengan program zero stanting yang sekarang dilaksankaan Pemkab, angka gizi buruk dan kurang gizi nya terus berkurang,” ungkapnya.
Selanjutnya keberadaan Kader Posyandu menjadi garda terdepan dalam masalah ini,dan bidan yang juga berperan sebagai koordinator dalam suatu posyandu juga menjadi penentu,berharap program pemberian makan pada penderita gizi buruk dan kurang ini menjadi stimulan bagi masyarakat, sehingga timbul kepedulian masyarakat pada pertumbuhan dan perkembangan anak.Masalah anak bukan hanya tanggung jawab orang tuanya, tapi tanggungjawab bersama,
“Alhamdulilah bidan sekarang diberikan fasilitas sepeda motor, begitu juga TPD. Peran mereka juga sangat penting membantu masalah gizi buruk,”tambahnya.(Muslih Jerry)***