GARUT, (KP-ONLINE).-Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pasar dan ESDM (Disperindagpas-ESDM)
Kabupaten Garut, Gania membantah jika pasar tradisional Ciawitali akan tutup dampak dari penyebaran virus Corona.
Ia menyebutkan, pasar induk Garut itu hanya akan dilakukan penyemprotan disinfektan.
“Kalau tutup tidak. Tapi akan dilakukan
penyemprotan pada Jumat (27/3) dan Sabtu (28/3) sekitar pukul 13.00 siang. Karena pasar ini luas jadi akan dilakukan selama dua hari,” kata Gania, Kamis (26/3).
Ia menuturkan, stabilitas usaha menjadi salah satu sektor yang cukup terpengaruh dengan penyebaran Covid-19 di Indonesia saat ini. Hal itu juga dirasakan oleh pengusaha baik golongan kecil, menengah maupun skala besar.
Menurut Gania, akibat langkah pelambatan laju ekonomi saat ini, pihaknya mulai menyusun strategi dalam antisipasi jangka pendek kaitan penanganan masalah
ekonomi akibat virus Corona tersebut.
“Langkah pertama kita buat surat edaran agar aktivitas usaha, yakni pasar tetap dibuka dengan syarat pedagang harus
bersih. Dinas Kesehatan akan berikan sosialisasi bagaimana menjaga kebersihan, menjaga jarak saat berdagang, tidak berkerumun untuk mencegah penyebaran virus
Corona di pusat perdagangan,” ujarnya.
Selain itu, kata Gania, untuk
memaksimalkan upaya pencegahan, pihaknya juga akan menunjang dalam pemberian hand sanitizer dan masker bagi para pedagang. Menurut Gania, langkah lain yang akan dilakukan yakni penyelesaian masalah jika kian hari terus terjadi penurunan daya beli masyarakat.
“Kita akan koordinasi dengan Bulog dari sisi penyediaan seperti beras, minyak goreng dan bahan pokok lainnya. Bulog siap bantu dalam antisipasi penurunan daya beli masyarakat. Mudah-mudahan tidak ada lockdown pasar,” kata Gania.
Ia mengaku bersyukur, sejumlah pedagang siap mendukung program tersebut dalam kaitan pencegahan penyebaran virus Corona tanpa menghambat sektor usaha.
“Alhamdulillah dari asosiasi pedagang pasar ada koordinasi untuk suplay bahan pokok bisa antar jemput tanpa harus berangkat ke pasar. Mekanismenya seperti apa, yang jelas keuangan negara harus bisa dipertanggungjawabkan,” kata Gania.
Menurut dia, kondisi ini juga berpengaruh terhadap psikologi pembeli maupun pedagang. Dimana aktivitas usaha ada kecenderungan menurun.
“Pengaruh ke jumlah konsumen seperti di pasar Cisurupan, Andir, Cibodas itu pembeli jadi berkurang.Jam dua sudah sepi. Dampaknya barang menumpuk, daya beli kurang. Ada juga beberapa pedagang kecil sudah mulai tidak beraktivitas,” ujarnya.
Sementara itu, untuk sejumlah
stok bahan pokok yang berasal dari impor nyaris tidak tersedia. Dampaknya, bahan-bahan lokal yang terbatas pun menjadi incaran, meski dengan harga yang relatif mahal seperti gula, jahe, bawang bombay dan beberapa komoditas pangan lainnya terjadi kenaikan harga. Maka dari itu, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Bulog untuk menjaga stabilitas harga maupun stok kebutuhan pangan bagi masyarakat. (Dindin Herdiana)***