CIAMIS, (KP ONLINE).-
Puluhan warga RW 03 Cisepet dan Cisagu, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis ramai-ramai melakukan bakti sosial di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cisepet, Jalan RE Martadinata Km 6, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Minggu (14/9/2020). Gotong-royong tersebut dikuti berbagai kalangan, termasuk ibu-ibu.
Menurut Ketua RW 03 Cisepet, Aries Firdaus TS, kegiatan hari itu mengawali proyek pengerjaan tembok penahan tebing (TPT) sekaligus pembuatan benteng dan pintu gerbang pemakaman. Pekerjaan dilakukan dengan biaya swadaya murni oleh warga Cisepet, Cisagu, dan Ciceuri karena tak ada anggaran dari pemerintah. Pembangunan tembok berukuran panjang sekitar 50 meter dengan tinggi 3 meter itu diperkirakan memakan biaya Rp 35 juta. “Saat ini dana dari warga dan kas RW yang telah terkumpul sekitar Rp 15 juta, kami harapkan peran dan kehadiran pemerintah termasuk Pemdes Jelat dan Pemkab Ciamis dalam pembangunan ini dapat terlihat,” ujar Aries didampingi pengurus RW dan warga lainnya, disela-sela kegiatan.
Aries menyebutkan, pihak RW 03 dan warga telah sejak lama mengusulkan pembangunan tembok tersebut ke Pemerintah Desa Jelat. Soalnya, keberadaan TPU Cisepet sangat penting bagi dua kampung yakni Cisepet dan Cisagu. Namun hingga saat ini tak ada dana yang dikucurkan untuk pembangunan tembok pemakaman tersebut. “Kepala Desa Jelat dan Bupati Ciamis telah berganti-ganti, namun untuk pembangunan di Cisepet seolah dianaktirikan. Padahal banyak pejabat dan pemangku kebijakan penting di Pemkab Ciamis selalu melewati jalan ini, setidaknya mereka melihat langsung makam-makam dari jalan dan bagaimana kondisi area pemakamannya,” ujar Aries.
Tak hanya itu, lanjut Aries, pemakaman tersebut berada di jalur nasional penghubung utama Ciamis-Cirebon yang merupakan etalase Ciamis. Lokasinya rawan kecelakaan karena di tikungan sehingga beberapa waktu lalu sejumlah kendaraan yang lolos rem nyalamprang masuk pemakaman. “Termasuk orang dari luar yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas atau penyebab lain namun keluarganya tak diketahui atau belum kunjung datang, juga dimakamkan di sini,” kata Aries.
TPU Cisepet pun sarat nilai sejarah. Selain ada sejumlah makam pejuang kemerdekaan yang diantaranya berjuang saat mencegat tank Belanda di Jembatan Cisepet lama, pemakaman ini pun telah ada sekitar tahun 1700. Di areal makam seluas 1,5 hektare itu kini ada sekitar 800 makam. “Di pemakaman ini dimakamkan Eyang Sutawijaya Sutawisakti, warga Cirebon yang membuka Kampung Cisepet, termasuk ada Ki Demang Raden Tumenggung Natanagara juga asal Cirebon,” kata Aries.
Karena tak ada dana dari pemerintah itulah, setiap hari sekitar 8-10 warga Cisepet, Cisagu, dan Ciceuri bergiliran bekerja gotong-royong. Pekerjaan diperkirakan memakan waktu sekitar 1,5 bulan. “Dalam kondisi pandemi Covid-19, Alhamdulillah dan terima kasih kepada warga Cisepet, Cisagu, dan Ciceuri yang masih peduli membangun karena pembangunan TPT ini mendesak dan telah diidamkan warga sangat lama. Mudah-mudahan saja Pemerintah Desa Jelat, Pemerintah Kecamatan Ciamis, dan Pemkab Ciamis, ada perhatian terhadap pembangunan. Apalagi ini berlokasi di jalur utama utara, etalase Kabupaten Ciamis,” ucap Aries.
Selain pembangunan TPT di bagian depan, warga Cisepet juga memikirkan biaya pembangunan TPT di bagian belakang dan kiri kanan area pemakaman. Pembangunan TPT di bagian belakang dan kiri harus segera dilakukan karena area pemakaman kian terkikis longsor. “Apalagi di bagian belakang yang berbatasan dengan Sungai Cisepet, tebingnya semakin terkikis aliran sungai. Padahal di atasnya banyak makam,” tutur Aries. (Arief Farihan K)***