KABAR PRIANGAN – Kenaikan yang terjadi pada harga kacang kedelai telah menimbulkan dampak besar. Di sisi lain pasokan dari distributor kini dibatasi akan tetapi
stok kedelai di gudang milik produsen masih menumpuk.
Salah seorang penjual kacang kedelai di Pasar Guntur Ciawitali Garut, Aep Saefudin, mengatakan pascaterjadinya kenaikan harga, kini pasokan kedelai
dari distributor yang ada di wilayah Cilegon Banten menjadi berkurang. Sebelumnya, per minggunya ia mendapatkan kiriman kacang kedelai sampai empat
truk akan tetapi saat ini turun menjadi hanya dua truk.
Aep mengaku tak tahu pasti alasan penurunan pengiriman kedelai dari distributor. Namun menurut informasi yang diterimanya, hal ini diakibtkan
mahalya harga kacang kedelai sejak beberapa hari terakhir.
“Akibat mahalnya harga kacang kedelai, pasokan dari distributor pun kini berkurang drastis. Distributor dari Cilegon yang biasa ngirim barang ke
sini hanya mengirim setengahnya dari biasanya,” ujar Aep, Selasa (5/12021).
Meski pasokan dari distributor berkurang, diungkapkan Aep, stok kedelai yang da di gudangnya saat ini justeru menumpuk. Hal ini dikarenakan
terjadinya penurunan pembelian dari para produsen tahu dan tempe.
Menurutnya, akibat terjadinya kenaikn harga kacang kedelai yang cukup tinggi telah menyebabkan para produsen mengurangi jumlah produksi. Tak hanya
itu, lebih parahnya lagi, tak sedikit pula produsen yang memilih untuk berhenti produksi karena tak mau mengalami kerugian.
Kondisi seperti ini diakuinya tentu saja cukup merepotkannya. Omset hasil penjualan kacang kedelai pun menurun drastis dalam beberapa hari
terakhir.
Diungkapkannya, saat ini harga kedelai di tingkat produsen telah mencpai Rp9.200 per kilogram. Padahal sebelumnya, harga kedelai hanya di kisaran
Rp7.200 per kilogram.
“Sedangkan di tingkat pengecer, harganya lebih tinggi lagi yakni mencapai Rp11.000dari sebelumnya yang hanya Rp8.000 per kilogram,” katanya.
Aep berharap harga kacang kedelai bisa segera kembali turun dan para produsen kembali berproduksi. Karena jika kondisinya terus seperti ini, tak
menutup kemungkinan para pedagang atau distributor kedelai juga akan mengalami kerugian besar bahkan bisa gulung tikar.
Lain halnya dengan Amrulloh (44), pengrajin tempe di kawasan Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul. Pascakenaikan harga
kecang kedelai, ia mengaku omsetnya justeru mengalami kenaikan.
Hal ini diduga akibat banyaknya pengrajin tempe lainnya yang saat ini memilih untuk berhenti produksi guna menghindari kerugian pascanaiknya harga
kacang kedelai.
Namun demikian Amrulloh mengakui pihaknya terpaksa mengurangi ukuran tempe yang diproduksi pascakenaikan harga kedelai. Jika biasanya ia membuat
tempe dengan berat mencapai 13,5 ons, kini dikurangi menjadi hanya 11 ons dengan harga jual yang sama yakni Rp 10 ribu.
Sama halnya dengan Aep, Amrulloh juga mengaku saat ini pasokan kedelai yang diterimanya dari distributor mengalami pengurangan dari biasanya. Namun
selama ini Amrulloh mendapatkan kiriman dari Jakarta.
Ia menyampaikan, sebelum terjadi kenaikan harga, ia biasa membeli kacang kedelai dengan harga Rp6.000 per kilogramnya. Namun setelah terjadi
kenaikan, harga kacang kedelai menjadi Rp9.200 per kilogramnya.
Lebih jauh Amrulloh mengatkan, meski dengan terjadinya kenaikan harga kacang kedelai saat ini omsetnya mengalami peningkatan, akan tetapi ia
berharap agar harga kedelai kembali bisa normal.(Aep Hendy S)*
Keterangan foto
-Di saat yang lain berhenti produksi akibat terjadinya kenaikan harga kacang kedelai, pabrik tempe milik Amrulloh di kawasan Cimacan, Desa
haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul ini masih tetap berproduksi bahkan omsetnya mengalami kenaikan.