TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).- Ada yang unik pada pergelaran sekaligus pengukuhan Pengurus Cabang Himpunan Pencak Silat (HPS) Panglipur “Medal Putra Galunggung” Kp. Babakan Picung RT 013/02 Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kab. Tasikmalaya, Minggu (27/10/2019).
Selain pegurus pusat DPP HPS Panglipur Drs. H. Nana Supriatna, MM, MBA hadir dan sejumlah tamu undangan, ada pula satu keluarga kebangsaan Belgia Nico Danan bersama adik serta dua anaknya jauh-jauh hadir berbaur bersama para pendekar silat lainnya.
Nico yang belum mahir berbahasa Indonesia sehingga menggunakan bahasa Inggris kepada “KP” mengaku jauh-jauh dari negara asalnya Belgia ingin melihat sekaligus belajar silat yang merupakan salah satu seni bela diri asli Indonesia.
“Yes, Im Belgian but now i live in philippine. I came here because i love silat, one of amazing martial art. And then, i want to learn martial art silat, true culture Indonesian people (Ya, saya warga negara Belgia tetapi sekarang saya tinggal di Pilipina. Saya datang ke sini karena saya mencintai silat salah satu seni bela diri yang sangat luar biasa. Dan juga saya ingin belajar seni bela diri silat yang merupakan kebudayaan asli/sejati masyarakat Indonesia,” kata dia dengan bahasa Inggris.
Lebih jauh Nico yang mengaku sudah memeluk agama Islam bersama seluruh keluarganya. Di negara aslinya yakni Belgia, seni bela diri silat sudah tumbuh dan berkembang karena negaranya berdekatan dengan Belanda yang mempunyai sejarah dengan Indonesia termasuk silat yang sudah membudaya di negara Holand tersebut.
Selain unik dan luar biasa, warga Belgia kata dia mempelajari silat untuk pertahanan diri dari percobaan kejahatan. “Many people in my country learn silat for self defense. I think silat amazing and wonderful martial art. I love silat (banyak masyarakat di negara saya belajar silat untuk pertahanan diri. Saya rasa silat luar biasa dan seni bela diri yang indah),” katanya lagi.
Ia pun berpesan kepada warga Indonesia khususnya Tasikmalaya yang baru pertama ia singgahi, untuk mencintai seni bela diri silat. Karena di negaranya saja silat sudah mulai digemari penduduk Belgia, sehingga sangat naif jika silat di negara tempat asalnya sendiri malah diabaikan.
“Yes, I hope Indonesian people especially Tasikmalaya love silat. More than that, conserve this martial art so as not to become extinct (Ya, saya berharap masyarakat Indonesia khususnya Tasikmalaya mencintai silat. Lebih dari itu, bisa melestarikan seni bela diri ini agar tidak punah),” katanya.(Teguh Arifianto)***