KABAR PRIANGAN – Normalisasi dua sungai di wilayah Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya sudah tahap darurat untuk dilaksanakan. Pasalnya, banjir di Desa Tanjungsari adalah penyebab utamanya luapan air dari Sungai Cikidang dan Citanduy. Namun sudah di kali pemerintah akan melaksanakan normalisasi selalu gagal.
Hal tersebut dikatakan Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin saat ditanya wartawan di lokasi banjir, Kamis (14/1/2021).
Menurutnya, pihaknya sudah mengupayakan normalisasi kedua sungai tersebut, melalui program Gubernur Jawa Barat. Bahkan, Wakil Gubernur melakukan peninjauan langsung ke lokasi. Dimana solusi atasi banjir tersebut yakni normalisasi dengan pengerukan dan pelebaran sungai.
Selain itu melakukan penyodetan, untuk menghindari tabrakan arus antara sungai Cikidang dan Citanduy. Namun setiap akan dilakukan normalisasi selalu gagal.
“Bahkan, tahun 2020 kemarin alat berat sudah didatangkan ke lokasi. Namun karena ada miskomunikasi dengan masyarakat akhirnya normalisasi gagal, dan alat berat ditarik kembali,” kata Nuraedidin.
Meski demikian, lanjut Nuraedidin, pihaknya selaku pemerintah tidak akan berhenti untuk memberikan solusi kepada masyarakat. Diharapkan ke depannya, masyarakat mengerti dan normalisasi bisa dilaksanakan.
“Program normalisasi bukan proyek strategis nasional. Jadi salah jika masyarakat berharap adanya ganti rugi untuk bantaran sungai,” ucapnya.
Bantaran sungai yang saat ini digunakan masyarakat, lanjut Nurdin, sesuai dengan Undang Undang itu masih masuk kawasan sungai. Ke depannya, pihaknya akan kembali mengusulkan meski sudah dua kali terealisasi namun selalu gagal.
“Masalahnya terjadi miskomunikasi. Namun ke depannya akan dijalin komunikasi lebih baik bersama-sama dengan pemerintah desa” ujarnya.
Ditambahkan dia, dengan bersama-sama pemerintah desa dan kecamatan, diharapkan masyarakat bisa mengerti dan normalisasi bisa dilaksanakan, ungkapnya.
Sementara itu Kepala Desa Tanjungsari, Amas meminta pemerintah segera melakukan normalisasi sungai. Karena penyebab banjir yakni luapan air dari dua sungai yakni Cikidang dan Citanduy.
“Sudah seringkali mengajukan ada program normalisasi Sungai Cikidang dan Citanduy, serta ada sodetan,” kata Kepala Desa Tanjungsari, Amas.
Menurutnya, banjir terjadi karena luapan air dari dua sungai akibat tidak mampu menampung air. Hal ini menyebabkan air tidak lancar karena kedua sungai itu terjadi pedangkalan. Selain itu harus ada penyodetan, agar tidak terjadi tabrakan arus antara sungai Cikidang dan Citanduy.
“Kalau masyarakat yang terpenting memberikan penjelasan. Dan apa yang dilaksanakan harus sesuai dengan yang saat disosialisasikan,” ucapnya.
Menurutnya, saat itu melaksanakan sosialisasi, alat berat yang akan diturunkan berupa ampibi. Namun kenyataannya, alat berat yang diturunkan bukan ampibi, sehingga akan alat berat itu akan menginjak lahan milik warga.
“Harapan kami, semua pihak yang terkait ikut turun ke lapangan untuk menjelaskan, dan sekaligus mengsosialisasikan terkait normalisasi,” ujarnya.
Dikatakan dia, dengan demikian apa yang ditarapatkan saat di gedung Sate Provinsi Jawa Barat bisa dilaksanakan di lapangan, ungkapnya. (Ema Rohima)***