SUMEDANG, (KP-ONLINE).- Sejak diresmikan oleh Gubernur Jabar pada Sabtu (14/3/2020) lalu, Alun-alun Sumedang kini kembali menjadi buruan para pengunjung. Warga dari berbagai daerah di Sumedang, tak henti-hentinya berdatangan untuk melihat langsung wajah baru Alun-alun Sumedang, yang baru saja tuntas dibangun dengan menghabiskan anggaran hampir Rp 17 miliar.
Pantauan “KP” di lokasi, Minggu (15/3/2020) siang, hampir semua sudut Alun-alun dipadati para pengujung. Bahkan jalan di sekitaran ruang terbuka hijau itu pun terlihat padat merayap akibat terganggu lalu-lalang para pengunjung yang tengah menikmati waktu liburnya di taman kota.
Namun sayangnya, ketika jam mulai menunjukan pukul 10.00 WIB, satu persatu pengunjung pun membubarkan diri, karena sudah merasa kepanasan oleh cuaca di sana.
Ny. Maryati (41) misalnya, pengunjung asal Kecamatan Tanjungkerta, yang sempat diwawancara “KP”, mengaku sudah tidak kuat dengan cuaca panas di lokasi Alun-alun. Saking gersangnya suasana di sana, kedua anak yang diajaknya berlibur di Alun-alun Sumedang itu pun, sampai merengek meminta pulang karena merasa kepanasan saat jalan-jalan di sana.
“Sekarang Alun-alunnya sudah bagus seperti di kota-kita besar. Cuma sayang, sekarang suasana di Alun-alun ini jadi gersang. Padahal dulu sebelum direnovasi, di sini itu teduh sekali jadi sangat nyaman untuk bersantai,” ujarnya.
Menurut pendapat Maryati, gersangnya suasana di Alun-alun Sumedang itu kemungkinan akibat dari banyaknya pepohonan yang dipangkas, sehingga suasana di sana menjadi panas karena kurang terhalang oleh dedaunan.
Hal yang sama diungkapkan Sandi (37), ayah dua anak asal Kecamatan Rancakalong. Menurutnya, dia sendiri memang merasakan kalau suasana di Alun-alun Sumedang saat ini terasa menjadi gersang, tidak teduh seperti dulu lagi.
“Secara keseluruhan wajah baru Alun-alun ini memang sangat bagus. Cuma ya itu tadi, jadi terasa gersang. Jadi kalau mau nongkrong di sini mesti pagi-pagi sekali, atau malam, soalnya kalau siang panas,” katanya.
Selain akibatnya kurangnya pepohonan, menurut Sandi, gersangnya suasana di Alun-alun Sumedang itu kemungkinan akibat terlalu sedikitnya tanah terbuka untuk resapan air.
“Coba saja lihat, bagaimana tidak gersang, tanah-tanah di sini sekarang banyak ditutupi oleh batu granit dan tembok, terus pohon-pohon yang dulu rimbun sekarang banyak dipangkas. Tapi kalau pohon-pohon yang baru ditanam itu sudah pada besar, saya yakin Alun-alun ini nantinya pasti akan kembali teduh,” ujarnya. (Taufik Rochman)***