KABAR PRIANGAN – Pada masa pandemi Covid-19, media sosial (medsos) menjadi salah satu wadah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku budaya untuk tetap berkreasi. Pola-pola pergelaran yang bisa dilakukan secara tatap muka dan mengumpulkan banyak masa, kini mesti dirubah menjadi pertunjukan secara virtual, online atau pun menayangkan secara live striming.
Gagasan tersebut yang mengemuka dalam kegiatan peningkatan literasi media sosial bagi pelaku budaya, yang digelar Direktorat pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan, Direktorat jendral kebudayaan pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI bersama anggota DPR RI Dapil Jawa Barat XI (Kota/Kabupaten Tasikmalaya dan Garut) Ferdiansyah, di Hotel Horison Tasikmalaya pada Jumat 12 Desember 2020.
Acara yang dibuka langsung oleh Ferdiansyah ini juga menghadirkan sejumlah narasumber budayawan Tasikmalaya, seperti Bode Riswandi dan Duddy RS. Hadir pula Direktur PTLK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Judi Wahjudin.
Dikatakan Ferdiansyah, masa Pandemi covid-19 membuat ruang-ruang berkreasi di tempat umum terbatas. Maka pelaku budaya harus membuka ruang lain yang lebih luas, salah satunya dengan memanfaatkan media sosial. Oleh karenanya, literasi media sosial sangat penting bagi para budayawaan.
“Tidak hanya sebagai pemanfaat media sosial, tetapi sebagai pengguna dalam menghasilkan konten kreatif. Sosial media menjadi sebuah keniscayaan yang terbuka lebar,” jelas Ferdiansyah.
Oleh karena itu, dirinya mengingatkan para pelaku budaya untuk tidak perlu takut dan canggung mempergunakan ruang kreatifitas ini. Justru kreatifitas teman-teman budayawan ini bisa disalurkan melalui media sosial.
Diketahui jika program dari Direktorat Jenderal kebudayaan ini menekankan literasi terhadap media sosial itu perlu ditingkatkan. Jangan sampai terkena dampak buruk media sosial itu sendiri, tetapi bagaimana menggunakannya secara positif.
“Media sosial memiliki jangkauan lebih luas. Ketika karya kreatif itu tersebar, maka kemungkinan akan diketahui oleh lebih banyak orang juga bakal sangat besar,” ujar politisi Partai Golkar tersebut.
Salah seorang narasumber, Duddy RS mengatakan digitalisasi dan media sosial di saat pandemi Covid-19 merupakan sebuah keniscayaan. Namun bila tanpa konten yang kreatif, maka media sosial akan terasa hambar. Maka dini sinilah peran budayawaan dengan kreatifitasnya memberikan rasa bagi khalayak media sosial.
“Ketika khalayak mendapatkan asupan konten bergizi dari budayawan, maka memberikan efek ganda bagi masyarakat dan budayawan tersebut. Sehingga konten kreatif ini sangat ditunggu untuk memberikan rasa dan warna,” jelasnya. (Aris Mohamad F)***