TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).-Penyalahgunaan narkoba masih menjadi ancaman serius bagi generasi muda Kota Tasikmalaya. Hal ini terlihat dari jumlah kasus yang ditangani Satuan Narkoba Polresta Tasikmalaya pada bulan Juni 2020 ini. Dimana polisi berhasil mengungkapan 8 kasus peredaran narkoba sabu dan obat terlarang.
Terakhir, Polresta Tasikmalaya berhasil menangkap seorang tenaga honorer Dishub Kota Tasikmalaya yang nyambi jualan narkoba jenis sabu. Selain itu polisi juga menangkap dua orang warga asal Jakarta yang sengaja jualan obat terlarang di Kota Tasikmalaya.
Ini menunjukan tingginya penyalahgunaan narkoba di Kota Tasikmalaya. Atas kondisi tersebut DPD KNPI Kota Tasikmalaya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama ikut serta mencegah peredaran narkoba dan obat terlarang di Kota Tasikmalaya.
Ketua KNPI Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan mengatakan tingginya kasus narkoba menunjukan tingginya penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang di Kota Tasikmalaya. Sehingga perlu adanya pencegahan yang sangat serius dan melibatkan semua pihak.
Sebagaimana diketahui, bahaya yang ditimbulkan akibat narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Selain yang kena narkoba menjadi tidak produktif, kehadirannya amat membebani bahkan menghancurkan kehidupan keluarga, mengancam keamanan lingkungan, dan memicu aksi-aksi kejahatan di masyarakat.
Untuk itu pihaknya mengajak kalangan muda, Ormas, OKP, tokoh agama dan elemen lainnya untuk bersama-sama mencegah peredarannya.
“Kami mengajak semua elemen khususnya kalangan muda untuk bersama-sama memerangi narkoba,” kata Junaedi kepada kabar-priangan.com, Rabu (24/6/2020).
Menurut Jun yang juga anggota DPRD Kota Tasikmalaya, pihaknya mengapresiasi terhadap aparat penegak hukum kepolisian yang terus bekerja keras membongkar para pelaku pengedarnya.
Namun demikian, pihaknya berharap kepada aparat penegak hukum agar para pelaku benar-penar diberikan efek jera yang sesuai dengan perbuatannya. Hal tersebut agar para pelaku merasa jera dan tidak melakukan kembali perbuatannya.
Karena bisa saja kasus narkoba semakin marak, karena hukuman sering tak diberikan efek jera. Alhasil, para pelaku kembali terjerumus ke dalam kasus narkoba bahkan semakin bertambah.
“Kami sangat berharap para pelaku diberikan efek jera yang setimpal, agar mereka tidak kembali terjun,” kata politisi PKB tersebut.
Dikatakan Jun, adapun untuk menjaga anak agar tidak terjerumus ke dalam lingkaran narkotika, maka peran keluarga sangat penting untuk mengawasi. Para orang tua berpartisipasi aktif membimbing, mendidik, mengawasi dan memberikan motivasi kepada anak agar terhindar dari narkotika.
Selain itu pihaknya juga akan berkoordinasi dengan institusi pendidikan, dimana institusi pendidikan harus bersinergi dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, Masyarakat, dan Keluarga untuk terlibat aktif dalam memberdayakan masyarakat, khususnya kalangan pelajar, agar memiliki kemampuan, pola pikir dan sikap yang terampil untuk memerangi narkoba.
“Jadi selain elemen masyarakat, peranan orang tua dan institusi pendidikan juga sangat penting terlibat dalam memerangi narkoba. Namun yang tak kalah pentingnya, pelaku yang tertangkap harus diberikan efek jera dengan hukuman yang setimpal,” ungkapnya. (Ema Rohima)***