TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).-Saat pemerintah fokus dengan penyebaran wabah virus Corona, kasus wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus bertambah.Selain menyebabkan 142 positif DBD, akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut, hanya dalam kurun waktu dua bulan lebih yaitu sejak awal Januari hingga 10 Maret 2020, telah menyebabkan tiga orang penderitanya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan dan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih mengatakan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya hampir merata di tiap kecamatan maupun tingkat kelurahan. Selama kurun waktu dua bulan, kata dia, kasus DBD di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan yang jumlahnya kini telah mencapai 142 penderita yang dinyatakan positif.
“Kasusnya memang terus bertambah, salah satunya akibat masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan termasuk sekitar halaman rumah.Masyarakat juga harus tetap berupaya agar tetap menjaga pola hidup sehat supaya nyamuk tidak berkembang biak menjadi dewasa,” katanya, Selasa (10/3/2020).
Suryaningsih yang akrab dipanggil Nining tersebut mengatakan, peningkatan kasus DBD setiap tahunnya akan terus meningkat jika warga masih belum sadar atas perlunya lingkungan yang sehat sehingga nyamuk akan tetap betah bersarang dan berkembang biak. Apalagi, ujar Nining, biasanya perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti terjadi di musim hujan sehingga sangat rawan terhadap mewabahnya penyakit DBD.
“Dinas Kesehatan sendiri akan terus berupaya mengedukasi masyaraat agar masyarakat harus tetap mengantisipasi serangan nyamuk Aedes Aegypti dengan membuat satu gerakan yakni satu rumah satu jumantik dengan melibatkan Puskesmas, RT /RW dan Posyandu supaya mereka tetap bisa siaga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan langkahnya bisa memakai abate maupun menebar ikan cupang,” ujarnya.
Sementara, Ketua RT 13, Kelurahan Cikalang, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Asep Wawan mengatakan, pihaknya selama ini telah berupaya agar Dinas Kesehatan secepatnya melakukan fogging untuk mematikan nyamuk dewasa. Beberapa langkah dan upaya masyarakat pun telah dilakukannya mulai menutup lubang, menguras, dan menimbun barang bekas.
“Kami tetap meminta agar dinas kesehatan bisa mengaktifkan kembali pengasapan atau foging supaya masyarakat tidak bertanya-tanya, dan jika dinas kesehatan tidak memiliki anggaran warga akan berupaya melakukan urunan. Langkah tersebut dilakukan supaya tak ada lagi kecemasan dan kekhawatiran warga atas serangan nyamuk tersebut,” ujarnya.(Asep MS)***