SUMEDANG,(KP-ONLINE).- Akibat intensitas hujan yang sangat tinggi, ruas Jalan Jatihurip di betulan Pangkalan Ojek Jatihurip, pertigaan Jalan Raya Prabu Gajah Agung, wilayah Desa Jatihurip Kecamatan Sumedang Utara, terendam banjir cileuncang, Senin (17/12/2019) sore.
Banjir yang terjadi kurang lebih satu jam tersebut, hampir membuat lumpuh akses jalan menuju wilayah Desa Jatihurip. Akibatnya, sejumlah pengguna jalan yang menggunakan kendaraan, terpaksa harus memutar arah mencari jalan alternatif walaupun jaraknya lumayan jauh.
Seperti diakui Sandi (39), salah seorang pengendara motor asal Perumahan Jatihurip Desa Jatihurip. Karena banjir cileuncang dengan kedalaman sebetis orang dewasa itu menutupi seluruh badan jalan, dia pun terpaksa harus memutar balik kendaraannya.
“Saya juga sampai balik arah lewar Jalan Lamping. Soalnya kalau memaksakan melintas pakai jalur itu, takutnya motor saya mati terendam banjir. Terus kalau kaki saya diturunkan, sepatu saya pasti basah,” kata Sandi.
Menurutnya, banjir cileuncang seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi di sekitar gapura masuk wilayah Desa Jatihurip ini, terlebih setelah adanya proyek pembangunan Tol Cisumdawu.
“Saya menduga, banjir ini terjadi akibat saluran air (drainase) di sekitar pangkalan ojek ini tidak muat untuk menyalurkan air. Soalnya kalau hujannya deras, air dari atas (kawasan perumahan dan lokasi proyek Tol Cisumdawu) itu suka mengalir deras. Saking besarnya, jadi air itu pun meluap ke jalan,” ujarnya.
Informasi demikian dibenarkan Sekretaris Desa Jatihurip, Idis. Menurut Idis, banjir cileuncang ini terjadi saat hujan sedang deras.
“Dari tadi siang kan hujan terus tidak berhenti. Jadi saluran di sekitar lokasi banjir itu tidak muat lagi untuk menyalurkan air, akibatnya air tersebut meluap dan membanjiri pertigaan jalan di dekat pangkalan ojek Jatihurip,” ujar Idis.
Peristiwa banjir ini, lanjut Idis, memang tidak terlalu lama, sebab beberapa jam kemudian juga langsung surut lagi. Seiring hujan mereda, banjir cileuncang itu pun langsung surut, walaupun tidak sampai kering. Hanya, lumpur bekas bajirnya masih tersisa jadi harus dibersihkan oleh masyarakat. (Taufik Rochman)****