TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).– Pemerintah Kota Tasikmalaya mengaku kebingungan guna mencari pasokan bawang putih pascadihentikannya impor komoditas bawang putih dari Cina karena virus Corona. Pasalnya, hampir 90 persen bawang putih yang beredar di pasar-pasar Tasikmalaya selama ini berasal dari Cina.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya, Muhammad Firmansyah, mengatakan, di Kota Tasikmalaya tidak ada sentra petani bawang putih. Dimana selama ini 10 persen pasokan komoditas bawang putih lokalnya didatangkan dari Garut, Cianjur dan Sukabumi.
“Memang selama ini bawang putih yang ada di Tasikmalaya 90 persen impor. Nah, 10 persennya dari produk lokal yang didatangkan dari Cikajang Garut, Sukabumi dan Cianjur. Kita bingung sekarang cari pasokan karena impor dihentikan dan di kita tak punya petani sentra bawang putih,” jelas Firman, Kamis (13/2/2020).
Penghentian impor bawang putih dari Cina, diakui Firman, berdampak kepada harga komiditas bawang putih yang di pasaran terus merangkak naik. Namun begitu, lanjut Firman, pihaknya terus mencari sumber penghasil bawang putih di daerah-daerah lainnya di Indonesia agar bisa memasok kebutuhan bawang putih di Kota Tasikmalaya guna menekan terus naiknya harga komiditas itu yang kini sudah sangat memberatkan masyarakat di Tasikmalaya.
“Dengan penghentian impor bawang putih dari Cina dampak dari virus Corona ini kita memang kesulitan. Kami terus berupaya mencari sumber bawang putih lokal untuk bisa dioptimalkan,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Firman, pihaknya bersama instansi terkait terus mendorong petani lokal Tasikmalaya untuk membudidayakan bawang putih di lahan pertaniannya.
Pihaknya pun akan mewaspadai para spekulan yang tidak bertanggung jawab menimbun komoditas bawang putih saat situasi sulit seperti sekarang ini.
“Tentu kita sudah siaga dan mewaspadai para spekulan bawang putih yang menimbun, tapi sampai sekarang di Kota Tasik belum ada temuan penimbunan. Kita fokus dulu mendatangkan bawang putih lokal ke Tasik,” kata Firman.
Diberitakan sebelumnya, harga komoditas bawang putih di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, mengalami kenaikan signifikan hampir 100 persen akibat penghentian impor dari Cina imbas merebaknya virus Corona.
Mulanya harga bawang putih di pasar tradisional hanya Rp 25.000 per kilogramnya sampai sepekan terakhir mengalami kenaikan drastis menjadi Rp 50.000 perkilogramnya.
Salah seorang pedagang sayur di Blok B 1 Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Ny. Rina (43) mengatakan, harga bawang putih naik sejak sepekan terakhir sampai dua kali lipat. “Sejak isu virus corona merebak, harga bawang putih naik sampai 100 persen,” jelas Rina.
“Kata bandar, impornya dihentikan. Ini sulit bagi kami. Selain modal harus besar, pembeli pun kurang karena harganya mahal,” tambahnya. (Asep MS)***