TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).- Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya sejak Selasa (9/6/2020) sore hingga Rabu (10/6/2020) pagi mengakibatkan terjadinya bencana alam di beberapa tempat. BPBD Kabupaten Tasikmalaya, TNI, Polri dan masyarakat bergerak menuju lokasi bencana alam banjir dan longsor.
“Sejumlah titik bencana longsor dan banjir melanda wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Bencana alam tersebut terjadi di lima kecamatan setelah wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya diguyur hujan deras sejak Selasa (9/6/2020) sore hingga Rabu (10/6/2020) pagi,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin kepada wartawan, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya, pihaknya mendapatkan laporan akibat hujan deras tetjadi bencana di 5 kecamatan diantaranya Ciawi, Salawu, Sukaresik, Cigalontang dan Sukahening.
Seperti halnya di Kecamatan Ciawi ada 6 titik bencana di antaranya di Desa Bugel ada dua titik bencana tanah longsor. Ini semuanya akibat intensitas hujan yang terjadi sejak Selasa sore hingga Rabu pagi. Sehingga debit air ini cukup tinggi, kemudian mengakibatkan wilayah Ciawi yang merupakan wilayah perbukitan dan sawah-sawah hingga akhirnya terjadi longsor di beberapa titik.
“Alhamdulillah tidak ada korban dalam kejadian bencana alam di beberapa titik di 5 kecamatan tersebut. Adapun kerugian yang diakibatkan bencana alam tersebut berupa area sawah yang tertimbun, dan lain-lain masih dalam pendataan,” ucapnya.
Menurutnya, selain itu akibat bencana longsor di Desa Bugel juga mengakibatkan adanya perkampungan yang terisolasi meski tidak secara total. Karena warga yang hendak melakukan aktivitas tidak bisa menggunakan transportasi, karena jembatan terputus. Dimana jembatan yang putus dan menyebabkan terhenti sarana transportasi.
“Jembatan yang baru saja selesai dibangun dua hari lalu ambruk tersapu oleh longsoran panjangnya sekitar 25 meter. Dimana disana ada kampung yang dihuni sekitar 70 KK,” kata Nuraedidin.
Dikatakan dia, sekitar 180 jiwa yang ada di kampung tersebut terisolasi. Namun demikian akses jalan masih ada tetapi tidak bisa dilalui oleh roda 4 dan roda 2. Dimana warga harus menggunakan jalur alternatif berupa parit.
“Insya Allah kami dengan Dinas PU barusan sedang menginventarisir sebab itu perlu ada jembatan yang permanen. Kemudian untuk sementara perlu jembatan darurat. Kami sudah koordinasi dengan Pak Kades sementara ini akan dibuat bersama- sama dengan kami BPBD dan Tagana kemudian TNI Polri kita akan bersama masyarakat membuat jembatan darurat dari bambu,” ucapnya.
Namun yang kini menjadi kendala yakni akses jalan kecil, dimana hanya cukup satu mobil. Tapi itu semua bukan alasan pihaknya tidak berbuat bagi masyarakat. Bahkam pihaknya berterima kasih kepada Kepala Desa Bugel dan jajarannya, termasuk masyarakat yang menyadari bahwa bencana urusan bersama. Ini terlihat, mereka dengan sukarela bergotong-royong.
“Untuk Desa Bugel, kami berusaha akan membuat jembatan darurat agar masyarakat bisa tetap beraktivitas. Kami akan melakukan bersama TNI Polri, relawan dan juga masyarakat,” ungkapnya. (Ema Rohima)***