KABAR PRIANGAN – Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster pesantren baru di Kota Tasik tidak bertambah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster pesantren baru di wilayah Kecamatan Cibeureum masih tetap berjumlah 48 orang.
Uus mengatakan, semua yang terkonfirmasi positif sudah menjalani isolasi mandiri di sebuah gedung yang telah disiapkan oleh pihak pesantren.
“Santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan yang sehat sudah dipisahkan dan dalam pengawasan tiga dokter puskestren,” ujar Uus, Senin (23/11/2020).
Namun demikian ujar Uus, pihaknya masih tetap melakukan tracing terhadap seluruh penghuni pesantren sebanyak 3.500 orang dengan cara bertahap.
Setiap harinya kondisi kesehatan para penghuni diawasi secara ketat oleh tim kesehatan puskestren dan petugas dinas kesehatan.
Sejak ditemukan kasus sudah dilakukan isolasi mandiri baik yang terkonfirmasi Covid-19 maupun lingkungan pesantrennya.
Artinya tidak boleh ada yang masuk dan keluar dari lingkungan pesantren tanpa melalui pemeriksaan terlebih dahulu.
Ia meminta para orang tua atau wali santri maupun alumni untuk tidak panik karena santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah dalam penanganan tim kesehatan dengan baik.
“Secara umum kondisi para santri dalam keadaan baik. Mereka tidak bergejala dan kondisinya terus dipantau,” tuturnya.
Ia menegaskan, sejauh ini pesantren sudah siap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Dukungan dari warga sekitar pun sangat baik untuk proses penanganan dengan melakukan isolasi mandiri.
“Kami bersama pihak pesantren dan warga sudah berembuk dan muncul gagasan program pesantren tanggung Covid-19. Mudah-mudahan ini menjadi contoh dengan kesiapan sarana prasarana yang saya rasa sudah memadai,” tambahnya.
Dirinya menambahkan, dalam penanganan kasus klaster ini pihaknya mengaku sudah memiliki pengalaman saat menangani kasus klaster pesantren pertama di wilayah Kecamatan Cihideung.
“Alhamdulillah, kasus di pesantren wilayah Cihideung sudah nol tidak ada kasus,” ucapnya.
Di samping melakukan pemulihan kesehatan para santri yang terkonfirmasi positif Covid-19, yang harus menjadi perhatian di sana itu adalah aspek ekonomi.
Setidaknya ada 200 kemitraan dengan masyarakat lingkungan pesantren, sehingga kalau ini dibiarkan akan berdampak pula terhadap perekonomian warga.
“Alhamdulillah, kegiatan di pesantren masih berjalan seperti biasa tidak ada penutupan aktivitas,” ujar Uus. (Asep MS)***