Penyebaran virus corona itu tak hanya berdampak pada kesehatan tapi juga berbagai aspek kehidupan lainnya.
Hingga kini belum diketahui kapan pandemi covid-19 akan berakhir, karena saat ini yang bisa dilakukan adalah menerapkan usaha pencegahan dengan melaksanakan 3 M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak).
Tak hanya itu, Pandemi covid-19 juga telah mengubah sistem pembelajaran dalam dunia pendidikan. Sudah 8 bulan lebih kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara online. Praktis dengan belajar online, atau dalam jaringan (Daring), peserta didik hannya menjalan kan tugas pembelajarannya dari rumah saja dengan segala keterbatasanya.
Akibatnya banyak anak didik yang menghabiskan waktunya untuk bermain, termasuk main dengan gadget. Namun tidak demikian bagi Daffa Muhamad Rais (15) siswa kelas X SMKN 1 Garut.
Di masa Pandemi ini, Ia manfaatkan waktu senggangnya untuk mengamalkan keterampilannya memotong rambut untuk mencukur rambut teman-temannya di tempat tinggalnya di Perum Puri Gandasari, Desa Mangkurakyat, Kec. Cilawu, Kab. Garut.
“Dari pada diam, atau hanya main HP, lebih baik bantu teman yang mau dipotong rambutnya. Ya sambil terus meningkatkan keterampilan, karena saya juga masih tarap belajar,” ujar Daffa, saat mencukur rambut temannya, Moch. Erfan, Sabtu (12/12/2020).
Bukan hanya teman-temannya, atau anak-anak di kampungnya yang memanfaatkan keterampilan potong rambut Daffa ini, ada juga katanya orang tua, dewasa, dan anak-anak.
“Memang ada juga bapak-bapak, dewasa dan anak-anak yang mau dicukur sama saya, mereka biasanya ngasih uang. Tapi kalau teman saya mah biasa weh gratis,” ujarnya, polos.
Dalam melayani permintaan potong rambut di masa Pandemi Covid 19 ini, Daffa mengaku, suka ada rasa takut tertular virus, maka masker selalu ia pakai saat memotong rambut, dan sesudahnya ia langsung cuci tangan pakai sabun.
“Setelah memotong rambut saya juga langsung mandi, apalagi yang dipotongnya lebih dari lima orang,” ucapnya.
Selain mengisi waktu senggangnya dengan mengamalkan keterampilannya dalam memotong rambut, Daffa yang bercita cita menjadi pesepakbola profesional ini, terus giat berlatih sepakbola 4 kali dalam seminggu di salah satu klub ternama di Garut.
“Pokoknya dalam seminggu pasti ada saja yang mau dipotong rambut sama saya apalagi sabtu-minggu. Kalau soal latihan bola biasanya 3 hari latihan di sini, hari minggu latihan di Bandung. Kalau sepak bola warisan dari ayah, tapi kalau potong rambut, Ya bakat sendiri,” tutur siswa Akademi Sepakbola Garut, dan klub Jatira Bandung ini.
Daffa berharap covid-19 ini segera berakhir, agar segala kegiatannya kembali berjalan normal, tanpa harus ada rasa waswas. (Dindin Herdiana).
—