GARUT, (KP ONLINE ).-
Angka kasus kebakaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Garut selama ini terbilang tinggi. Untuk
menekannya, Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Garut pun terus berupaya melakukan upaya pencegahan
dengan berbagai cara.
Kepala Bidang Pencegahan Disdamkar Garut,
Entang Surahman, didampingi Kasi Pengurangan Resiko
Kebakaran, Heri Susanto, dan Kasi Kesiapsiagaan Masyarakat dan Lembaga, Dedi Kartiwa, menyebutkan
pihaknya tak henti-hentinya melakukan edukasi kepada masyarakat sebagai upaya untuk meminimalisasi
risiko kebakaran. Salah satunya dengan dilakukannya sosialisasi melaui program pemberdayaan masyarakat
proteksi kebakaran.
Kegiatan sosialisasi dilakukan di sejumlah titik keramaian di antaranya di pusat perbelanjaan Toserba
Yogya, Jalan Siliwangi, Kecamatan Garut Kota. Selain itu, Disdamkar melakukan “commissioning test fire
hydrant” guna memastikan instalasi sistem kebakaran pada sebuah gedung berfungsi dengan baik.
Menurut Entang, “commissioning test fire hydrant” bertujuan untuk memeriksa apakah semua komponen pada
sistem fire hydrant dapat bekerja dengan baik atau tidak? Hal ini penting dilakukan untuk memberikan
proteksi gedung dari kebakaran.
“Kegiatan commissioning test fire hydrant wajib dilakukan setelah ada instalasi sistem kebakaran pada
sebuah gedung. Saat ini, kami melaksankan kegiatan commisioning test fire hydrant di sebuah pusat
perbelanjaan yang juga rawan yakni di Yogya Toserba,” ujar Entang, Jumat (11/9/2020).
Dikatakannya, commissioning test tersebut tak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Kegiatan ini
dilakukan oleh tenaga ahli Disdamkar dan juga disaksikan oleh pendamping dari pihak Yogya Toserba.
Usai melakukan commisioning test fire hydrant, tutur Entang, pihaknya langsung melakukan kegiatan
sosialisasi di Hotel Cahaya Vila dan PT PLN UP 3 Garut. Sosialisasi yang dilakukan di antaranya
tentang simulasi tanggap darurat kebakaran. Dalam sosialisasi disampaikan jika masyarakat yang jangan
panik jika terjadi kebakaran dan harus memahami prosedur untuk penanganannya.
“Selain diberi materi tentang tata cara penanganan kebakaran tradisional, masyarakat juga dibekali
dengan edukasi tentang prosedur tanggap darurat, pengujian dan pemeriksaan sistem proteksi kebakaran.
Kmai juga gelar simulasi penanganan kebakaran dengan menggunakan APAR (alat pemadam api ringan) maupun
hydrant,” katanya.
Entang menyampaikan, penggunaan APAR adalah untuk awal mula terjadinya kebakaran kecil dan bukan untuk
kebakaran besar.
Lebih jauh diungkapkannya, secara periodik dan berkesinambungan pihaknya terus menggulirkan program
sosialisasi kepada masyarakat umum, seperti melalui pelatihan-pelatihan bimbingan teknis maupun
simulasi penanggulangan bahaya kebakaran di gedung-gedung lokasi sentra kegiatan perekonomian.
“Kegiatan itu diharapkan mampu memberikan edukasi deteksi dini ketika menghadapi insiden yang
berpotensi terjadinya kebakaran,” ucap Entang.(Aep Hendy S)***