Selain Nyaman, Rumah Kayu Lebih Aman Kurangi Risiko Bencana Gempa

- 8 Mei 2019, 19:40 WIB
WhatsApp Image 2019-05-08 at 19.35.49
WhatsApp Image 2019-05-08 at 19.35.49

AKSARAJABAR, NGAMPRAH --Di tengah maraknya pemberitaan terkait Sesar Lembang, satu keluarga di Kp. Pangragajian, Desa Kayuambon, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat, membangun rumah tahan gempa. Uniknya, pembangunan rumah dengan material kayu ini mengundang banyak pertanyaan pasalnya, di wilayah Lembang sendiri, sebagian besar bangunan tempat tinggal sudah berupa bangunan modern.

Dikatakan Raden Bagja Mulyana, rumah kayu yang dibangun, selain dinilai tahan gempa juga bisa meminimalisir korban jika terjadi bencana gempa seperti halnya ketika terjadi gempa di daerah lain tahun 2017 silam yang gocangannya terasa hingga Lembang.

”Ketika gempa bangunan rumah seperti elastis mengikuti gerak tanah, alhamdulillah setelah gempa usai tidak menimbulkan kerusakan apapun,” kata Raden saat ditemui dikediamannya, Rabu (08/5).

Pembangunan rumah kayu, disampaikan Raden, sebagai upaya penyesuaian terhadap kondisi wilayah Lembang yang rawan terjadi bencana gempa. Apalagi wilayah Lembang dilintasi oleh patahan yang sewaktu-waktu bisa bergerak dan menimbulkan bencana gempa.

”Dari berbagai informasi Lembang salah satu daerah rawan gempa dan sudah selayaknya warga menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya,” ujarnya.

Dengan dibangunnya rumah kayu di tengah pemukiman warga berkonsep rumah modern, diakui Raden, banyak mengundang beragam pertanyaan, mengingat, tidak sedikit masyarakat Lembang yang berpikiran bahwa rumah ideal yaitu rumah yang dibangun dengan menggunakan material batu bata (modern).

”Hampir semua mengatakan rumah kayu sudah bukan zamannya lagi, tidak megah seperti rumah yang seperti sekarang,” ungkapnya.

Walaupun mendapat “pertentangan” dia tetap berupaya merealisasikan niat untuk membangun rumah kayu. Dengan bantuan seorang kawannya, akhirnya diputuskan mencari bahan baku ke wilayah Cirebon.

”Di wilayah Cirebon dan sekitarnya banyak kayu berbagai jenis untuk kebutuhan pembuatan rumah,” terangnya.

Sekitar tahun 2016 pembangunan rumah dimulai dan diperkirakan akan tuntas dalam waktu 3 bulan. Namun pada prakteknya rumah selesai dibangun hampir memakan waktu selama 6 bulan lebih.

”Kalau dalam pengerjaan sesuatu ada saja 'miss' dan tidak sesuai dengan perhitungan,” beber Raden.

Raden mengungkapkan, total luas bangunan kayu berukuran 5x7 meter yang terdiri dari teras, ruang tengah, dan dua kamar tidur. Sedangkan bagian belakang, yakni dapur dan kamar mandi sebagian menggunakan material batu bata.

”Kalau untuk bagian belakang karena dapur dan kamar mandi, dipilih batu bata karena lebih pada pertimbangan keamanan dari api,” jelasnya.

Sesar Lembang, diterangkan Raden, berdasarkan data dari BMKG dan Badan Geologi, Sesar Lembang terus mengalami pergeseran sekitar 0,5 Cm dalam setiap tahunnya.

"Ya mudah-mudahan, dengan bangunan rumah kayu seperti ini selain bisa membuat saya dan keluarga nyaman tinggal juga bisa meminimalisir risiko bencana gempa," tandasnya. (Alvin)

Editor: Alvin Iskandar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x