Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

Rengginang Banjar Kuliner Khas Lebaran Kota Banjar

- 13 Juli 2014, 13:17 WIB
Ny. Arso warga Lingkungan babakansari, Kelurahan/Kecmatan Pataruman, Kota Banjar tengah menjemur rangginang. Dia memilih menggunakan bahan baku beras ketan impor dibandingkan lokal.*
Ny. Arso warga Lingkungan babakansari, Kelurahan/Kecmatan Pataruman, Kota Banjar tengah menjemur rangginang. Dia memilih menggunakan bahan baku beras ketan impor dibandingkan lokal.*

BANJAR,(PRLM).- Rengginang, salah satu makanan ringan dengan bahan baku beras ketan, pasti semakin banyak dan mudah ditemui saat lebaran. Saat menjelang ramadan, permintaan salah satu jenis kuliner tradisional itu juga melonjak tajam. Meningkatnya permintaan, mengakibatkan pembuat rangginang yang kewalahan memenuhi pesanan. Setidaknya mereka harus memersiapkan diri menghadapi banyaknya permintaan. Utamanya adalah menambah stok bahan baku. Salah seorang pembuat rangginang, Ny. Arso ( 54) warga Lingkungan Babakansari, Kelurhan/Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, mengatakan permintaan rengginang saat bulan puasameningkat hingga 100 persen. Agar tidak mengecewakan pelanggan, serta memenuhi permintaan pasar, ia juga menambah produksi. Biasanya Arso hanya membuat rennginang dengan memasak 10 kilogram beras ketan. Saat ini mampu membuat hingga 20 kilogram per hari. Harga harga satu kilogram beras ketan Rp 12.000. "Sejak awal ramadan , sampai sekarang permintaan terus banyak. Menjelang lebaran permintaan bakal semakin meningkat tajam. Saat ini saja saya cukup kewalahan melayani permintaan," ujarnya. Didampingi putrinya, dia mengungkapkan, di wilayah babkan sari ada beberapa pembuat rengginang. Umumnya pembuat rengginang mendapat order atau pesanan dalam jumlah besar. Pemesan, lanjut Arso, tidak hanya dari Kota Banjar, akan tetapi juga datang dari wilayah Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya dan beberapa daerah lain. Bahkan, rengginang buatannya juga sampai di Arab, Malaysia dan Batam. "Beberapa TKI sengaja membeli rengginang untuk oleh-oleh. Mereka tidak hanya TKI di Malaysia, akan tetapi juga negara lain. Umumnya sekaligus membeli yang putih dan merah," ungkapnya. Yang dimaksud rengginang putih, tutur Arso di sela mengemas rengginang dalam kemasan plastik, adalah rengginang yang hanya diberi bumbu dasar, garam dan bawang putih. Sedangkan rengginang merah, masih ditambah terasi. "Ada yang suka rasa orijinal, tetapi banyak pula yang membeli aroma terasi udang. Sekarng juga ada yang membuat rengginang dengan aneka warna, termasuk rasa. Saya tetap membuat dua macam saja," katanya. Lebih lanjut Arso mengungkapkan proses pembuatan rengginang cukup mudah. Meskipun demikian, pembuatan rengginang harus teliti. Prosesnya dimulai dari pemilihan beras ketan, kemudian beras direndam. Selanjutnya dikukus hingga tanak atau matang. Langkah berikutnya pencetakan. Umumnya dibentuk bulatan. "Saya masih memergunakan peralatan tradisional, termasuk beberapa jenis daun untuk alas. Saat musim kemarau, rengginang yang dijemur cepat kering. Tetapi saat musim penghujan, proses penjemuran lebih lama. Selanjutnya dikemas," jelasnya. Rengginang yang sudah kering, kemudian dimasukkan dalam kemasan plastik berisi setengah kilogram, dijual Rp 12.500 per bungkus. Tidak ada perbedaan harga rengginang putih maupun merah. Arso yang sudah 15 tahun menggeluti pembuatan rengginang, mengatakan saat ini lebih memilih bahan baku beras ketan impor, dibandingkan beras ketan lokal. Hal itu disebabkan karena kualitas beras ketan impr lebih bagus. Selain itu, beras ketan lokal, mulai dicampur dengan beras biasa, sehingga berpengaruh terhadap rengginang. "Sejak beberapa tahun lebih senang Beras ketan impor lebih bagus, selain ukurannya lebih besar, juga utuh atau tidak pecah saat dimasak. Berbeda dengan yang lokal, sekarang ini banyak yang sudah dicampur dengan beras, sehingga saat dibuat rengginang banyak bulir yang patah," katanya. Dia juga mengaku keberadaan rengginang masih tetap bertahan atau menjadi salah satu sajian utama saat lebaran. Hampir semua rumah, lanjutnya, menyediakan makanan tradisional itu. "Kurang lengkap rasanya jika tidak menyajikan rengginang. Sepertinya rengginang sudah menjadi salah satu makanan khas saat lebaran," tutur Arso.(nurhandoko wiyoso/A-89)

Editor: Administrator


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

Pikiran Rakyat Media Network

x