GARUT, (KP ONLINE).- Bupati Garut Rudy Gunawan mengaku prihatin dengan banyaknya pihak rekanan yang mengajukan penawaran proyek dengan harga yang tidak logis atau jumping. Bupati menyebutkan, banyak rekanan di Garut yang menawar proyek dengan harga rendah.
Rudy Gunawan meminta, para rekanan jangan hanya memperhatikan sisi keuntungannya saja melainkan harus memerhatikan kualitas pengerjaan proyek itu sendiri.
Menurut Bupati, meraih WTP itu kan bukan berarti segalanya sudah bagus, masih banyak kualitas-kualitas kegiatan di lapangan yang perlu mendapatkan perhatian, seperti masih ditemukannya kurang volume dan lain sebagainya.
“Jadi kita juga berharap ini menjadi perhatian bagi pihak ketiga yang melakukan kontrak dengan pemerintah daerah supaya dia memerhatikan kualitas, jangan untungnya saja. Karena saya juga prihatin sekarang itu banyak pemborong-pemborong yang mengajukan proyek itu dengan jumping harganya, nawarnya rendah, itu kan tidak logis lah, teu dimeunangkeun ambek,” ujar Rudy kepada kabar-priangan.com di halaman kantor Bupati.
Ia mencontohkan, di antara penawaran harga ke ULP yang kurang logis seperti menawarkan jasa pengerjaan proyek dengan harga lebih rendah dari keuntungan. Misalnya pengerjaan yang seharusnya 100 persen anggaran biasa, ini bisa menawarkan dengan harga 75 persennya.
Namun begitu, kata Rudy, jumlah temuan yang ada saat ini lebih berkurang. Dari seluruh proyek, jumlah uang negara yang harus dikembalikan sekitar Rp 800 jutaan dan itu pun dari seluruh proyek yang ada. “Jumlah tersebut lebih sedikit ketimbang periode sebelumnya. Yang paling banyak temuan ada di Dinas PUPR,” ujarnya. (Dindin Herdiana)***