PANGANDARAN,(KP-ONLINE).-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Bandung telah mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrim selama masa pancaroba.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Toni Agus Wijaya mengatakan, BMKG telah mengeluarkan informasi prakiraan awal musim hujan tahun 2020, dimana diprediksikan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode awal musim hujan mulai akhir bulan Oktober-Nopember 2020.
Kata Toni, selama bulan September-Oktober ini, periode peralihan musim (pancaroba) dari kemarau ke penghujan masih berlangsung di beberapa wilayah Indonesia, dimana kondisi hujan tidak merata dapat terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
“Pada masa peralihan musim ini, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es,” ungkap Roni melalui telepon, Selasa, 22 September 2020.
Lanjut Toni, BMKG memprediksikan dalam periode sepekan kedepan, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir berpotensi terjadi di wilayah di Indonesia untuk periode 22-28 September 2020.
“Maka masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” ujarnya.
Toni juga menyampaikan peringatan dini gelombang tinggi dari 22 hingga 23 September 2020 di perairan laut Jawa bagian selatan.
Kata Toni, pola angin di wilayah Indonesia pada umumnya dari timur-selatan dengan kecepatan 6-25 knot. Kecepatan angln tertinggi terpantau di perairan Enggano, Bengkulu, perairan barat Lampung, perairan selatan Banten, laut Bali, laut Arafuru bagian timur dan perairan Yos Sudarso Merauke.
Kondisi ini kata dia, mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah perairan selatan dan samudera Hindia Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Yogyakarta berpeluang terjadi gelombang tinggi.
“Gelombang tinggi berpeluang dikisaran antara 2,5 hingga 4 meter,” ujar Toni, seraya dirinya menghimbau kepada masyarakat khususnya yang berada di daerah pesisir untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya gelombang tinggi tersebut,” ujar Toni.
Ditempat terpisah Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kab Pangandaran Mohammad Yusuf mengatakan, aktifitas nelayan di Pangandaran masih relatif normal.
“Namun tetap dalam waspada, HNSI bersama pihak terkait senantiasa memberikan himbauan kepada nelayan,” ujar Yusuf.
BMKG menyarankan kepada masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui call center 021-6546315/18, http://www.bmkg.go.id, follow media sosial @infoBMKG, aplikasi iOS dan android “Info BMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (Agus Kusnadi)***