CIAMIS,(KP-ONLINE).- Pada masa Pandemi Covid-19 ini, dibutuhkan suplemen untuk meningkatkan imun, salah satunya mengkonsumsi jahe merah. Melihat potensi seperti itu, siswa- siswi SMKN 1 Panjalu Ciamis bersama para guru, pemerintah desa, kecamatan, para kelompok tani serta masyarakat menanam jahe merah pada lahan seluas 5 hektar di Desa Hujungtiwu, Kecamatan Panjalu, Kamis (3/12/2020).
Chief Eksekutive Officer (Kepala Sekolah) SMK Negeri 1 Panjalu Undang Tatang Hidayat, mengungkapkan, penanaman jahe merah ini merupakan pionir pertama kali dilakukan. Selain melihat peluang jahe merah merupakan komoditi yang diminati saat Pandemi juga memanfaatkan kondisi lahan milik pemerintah desa dengan cara kerjasama.
“Kami melihat di Panjalu ini yang perlu dikembangkan adalan potensi pertanian. Sekaligus di SMKN 1 Panjalu ini memiliki jurusan Agribisnis, Tanaman Pangan dan Holtikultura. Kami memilih jahe merah karena sangat berguna dalam masa pandemi untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” ungkapnya, usai kegiatan penanaman.
Jahe merah selain memiliki nilai jual yang tinggi, dijelaskan Undang, cara menanam dan memelihara jahe merah sampai bisa panen dan dipasarkan, akan dilakukan oleh para siswa-siswi yang ada di sekolah.
“Jadi para siswa dilibatkan langsung dari mengelola lahan, menanam, memelihara sampai nanti panen dan memasarkannya. Sehingga nanti setelah lulus bisa menjadi bekal sebuah peluang usaha yang menjanjikan dan menghasilkan,” terangnya.
Baik dalam masa pandemi ataupun normal, jahe merah memiliki banyak peminatnya. Tak hanya untuk kebutuhan dalam negeri tapi juga luar negeri. Bahkan pihak SMK pun telah bekerjasama dengan perusahaan untuk pemasarannya.
“Kami juga sudah bekerjasama dengan perusahaan menerima hasil jahe merah ini nanti 7 sampai 9 bulan ke depan saat panen. Jadi tidak bingung untuk memasarkannya karena sudah ditunggu,” jelasnya.
Tak hanya dipasarkan, SMKN Negeri 1 Panjalu juga akan melakukan pengolahan jahe merah itu untuk menjadi sebuah produk yang benar-benar bisa dipasarkan.
“Jadi tidak hanya jahe merahnya saja, tapi hasil pengolahannya misal dibuat ekstrak. Sehingga nantinya para siswa benar-benar memiliki bekal keahlian setelah lulus dari sekolah,. Kami pun dari sekolah akan membantu dalam hal bibit,” tegasnya.
Undang menjelaskan saat ini harga jahe merah masih cukup tinggi berkisar Rp 60 ribu sampai Rp 90 ribu per kilogramnya. Walaupun nantinya turun paling berkisar Rp 30 ribu, itu pun masih mendapat keuntungan yang cukup besar.
“Kami juga bekerjasama dengan kelompok tani setempat dari mulai pengolahan lahan sampai penanaman. Masyarakat pun ikut terbantu dengan kegiatan ini,” imbuhnya.
Sementara itu Camat Panjalu Dede Suparman mengapresiasi langkah sekolah SMKN di Panjalu dalam kegiatan menanam jahe merah. Ia pun terinpirasi untuk menggerakkan kelompok tani di desa lainnya untuk menanam jahe merah ataupun tanaman lainnya yang menguntungkan.
“Di Panjalu ini banyak lahan dan para kelompok tani, akan kami galakan lagi agar mereka menambah penghasilan, sehingga terjadi pemberdayaan masyarakat untuk kesejahteraan,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan Kasubag TU dari Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah XIII Jawa Barat, RA. Sobriadi, yang sangat mendukung kegiatan penanaman jahe merah yang diinisiasi oleh SMKN 1 Panjalu. ” Sekolah kejuruan dibidang ilmu pertanian tidak hanya di SMKN 1 Panjalu, ini bisa menjadi percontohan untuk sekolah yang lain, meski tidak hanya jahe merah, tetapi tumbuhan lain yang bisa bermanfaat, baik dari segi pendapatan maupun yang lainnya,” jelasnya. (Agus Berrie)***