TASIKMALAYA, (KP-ONLINE).-Jembatan gantung yang membentang diatas sungai Cikidang dan menghubungkan tiga desa di Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya sudah ditutup total karena kondisi rusak parah. Namun demikian, masih banyak saja warga yang nekad melintas meski membahayakan terlebih jika debit air sedang tinggi.
“Ditutup sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan. Penutupan itu juga belum tahu sampai kapan. Karena pihak desa juga masih menunggu arahan dari pemerintah kecamatan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Purbalingga. Namun prinsipnya, tidak bisa dilewati dulu,” kata Amas kepada wartawan, Kamis (25/6/2020).
Menurutnya, memang penutupan hanya menggunakan bambu, agar tidak ada yang menyebrang karena membahayakan. Namun masih saja ada yang nekad menyebrang.
Amas mengakui dampak dari rusaknya jembatan tersebut dan ditutup, warga dari tiga desa yakni Desa Banjarsari, Sukapancar dan Tanjungsari harus memutar yang jaraknya lebih jauh karena memutar.
Sehingga pihaknya atas nama pemerintah desa dan warga berharap bisa segera ada perbaikan total. Harapannya jembatan permanen, namun ketika akan tetap jembatan gantung, maka harus diganti semuanya.
Karena sesuai usia jembatan, sudah terlalu usang. Jembatan yang berada di atas aliran sungai Cikidang itu pertama dibuat dengan campur tangan provinsi puluhan tahun ke belakang.
Amas juga mengaku bersama dua desa lainnya sudah bolak balik menanyakan pembangunan jembatan tersebut. Memang ada informasi pembangunan jembatan penghubung tiga desa itu akan dibangun tahun 2020 ini.
“Informasinya jembatan akna dibangun pada tahun 2020 ini. Bahkan sudah disurvei,” tuturnya.
Dikatakan Amas, jembatan gantung yang melintang diatas Sungai Cikidang menghubungkan tiga desa mengalami ambruk karena sudah lapuk. Sudah diperbaiki tapi seadanya, namun kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak warga yang tetap nekad melintas meski membahayakan.
Jembatan gantung itu memang cukup vital untuk aktivitas warga dari tiga desa, karena jika menggunakan jalan lain cukup jauh memutar. Meski jembatan itu cuman bisa dilintasi kendaraan roda dua, tapi banyak warga yang menggunakan.
Semoga rencana pemerintah membangun jembatan sepanjang sekitar 30 meter tersebut benar-benar terealisasi. Bahkan diharapkan bukan hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua, namun bisa juga dilintasi mobil meski terbatas.
“Semoga tidak ada kendala apapun, pembangunannya dapat segera dilaksanakan oleh pemerintah,” tuturnya.
Dijelaskan Amas, terkait teknis itu menjadi kewenangan dinas terkait, karena sejauh tidak dilibatkan dan sebagai penerima manfaat saja. Yang jelas pihaknya sangat bersyukur jika akan segera dibangun, karena jembatan tersebut sangat penting bagi warga. Untuk itu jika benar akan segera dibangun masyarakat termasuk pemerintah desa sangat bersyukur.
“Alhamdulillah ini kabar baik buat masyarakat kami. Semoga dibangunnya kembali jembatan akan mendongkrak perekonomian warga,” ungkapnya. (Ema Rohima)***