GARUT, (KP-ONLINE).-Kabupaten Garut dikenal sebagai daerah dengan potensi bencana alam tertinggi di Jawa Barat. Potensi bencana alam di Garut terutama muncul saat musim hujan.
“Saat ini hujan mulai turun di sejumlah wilayah di Kabupaten Garut. Kita harus waspadai hal ini mengingat tingginya potensi bencana alam yang muncul,” ujar Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Garut, Sana Santana, Minggu (1/12/2019).
Seiring dengan musim hujan yang saat ini mulai terjadi, menurut Sana, pihaknya kian meningkatkan kewaspadaan. Berbagai upaya pun dilakukan guna mengantisipasi bencana yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Dikatakannya, salah satu upaya yang dilakukan Tagana Garut yakni dengan lebih mempersiapkan kesiapan para anggotanya. Berbagai pelatihan dilakukan dengan tujuan agar anggota Tagana mempunyai bekal kemampuan dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana.
Menurut Sana, ada yang berbeda dalam pelatihan penanggulangan bencana yang dilakukan kali ini. Para kader Tagana dilatih penanggulangan bencana berdasarkan 8 klaster penanggulangan bencana sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Keputusan BNPB Nomor 173 tahun 2015.
“Dalam pelatihan kali ini ada 8 kluster penanggulangan bencana yang kita arahkan sesai apa yang telah ditetapkan BNPB. Delapan klaster tersebut di antaranya kesehatan, pencarian dan penyelamatan, logistik, pengungsian dan perlindungan, pendidikan, sarana dan prasarana, serta ekonomi dan pemulihan dini,” jelas Sana saat ditemui di sela kegiatan latihan.
Ia menerangkan, pelatihan kader berbasis klaster penanggulangan bencana tersebut dilakukan untuk meningkatkan kompetensi kader dalam penanggulangan bencana. Dengan demikian, pada saat bencana terjadi para kader sudah bisa menempatkan dirinya dalam klaster-klaster yang telah ditetapkan BNPB.
Pelatihan ini dilaksanakan di kawasan Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Kecamatan Tarogong Kidul dengan diikuti 23 orang anggota muda Tagana Garut. Adapun waktu pelatihan digelar selama tiga hari mulai dari Jumat (29/11/2019) sampai Minggu (1/12/2019).
“Untuk pemeterinya kita datangkan dari Tagana Training Centre Bogor. Para kader, secara intensif diberi pemahaman dan latihan lapangan soal klaster penanggulangan bencana,” ucap Sana.
Sana menyampaikan, dengan dilakukannya pembagian klaster penanggulangan bencana seperti ini akan lebih memudahkan upaya penanggulangan bencana. Karena dengan sistem seperti itu, para relawan sudah bisa langsung melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan klaster yang telah ditetapkan dan diikutinya saat pelatihan.
Hal terpenting lainnya, tambahnya, para kader pun bisa memiliki spesialisasi tugas bagi dirinya masing-masing. Oleh karenanya, saat pelatihan, para kader harus benar-benar memahami tiap-tiap klaster yang ada.
“Mereka (kader) bisa memperdalam dan mengambil spesialisasi tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. Kami ingin dengan adanya peningkatan kompetensi para anggota Tagana sesuai dengan klaster-klaster penanggulangan bencana, maka upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Garut bisa lebih baik lagi,” harapnya.(Aep Hendy S)***