GARUT, (KP- ONLINE).– Putra bungsu Bupati Garut Rudy Gunawan yang tidak diterima di SMAN 1 Garut menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Beragam komentar, tanggapan viral di media sosial. Ada yang menyebutkan pihak SMAN 1 nya yang tidak peka, karena ada ketentuan pengecualiaan untuk pejabat penting semisal Forkopinda ada fasilitas untuk diprioritaskan.
Tetapi ada pula yang menyalahkan pihak SMPN 1, kenapa tidak memperjuangkan siswanya hingga diterima di SMAN apalagi anak Bupati. Dan tak sedikit pula yang menilai hal tersebut hanya politis saja. Bahkan, ada juga yang berpendapat jika daftar jalur zonasi
pun putra Bupati itu tetap tidak akan diterima. Karena jarak tempuh dari pendopo ke SMAN 1 terlalu jauh hingga mencapai 1 kilometer.
Kabar-priangan.com sempat mendatangi SMAN 1 Garut, Kamis (25/06) siang. Namun sayangnya, Plt. Kepala SMAN 1 sedang tidak ada di tempat, begitu juga Panitia PPDB SMAN 1 tidak bersedia memberikan keterangan terkait ini karena sedang berisitirahat.
Wakil Kepala SMAN 1 Garut Bidang Pengendalian dan Pengawasan, Ayi Dandi Suhandi, mengatakan pihaknya (SMAN 1) tidak tahu ada salah seorang anak Bupati Garut yang daftar sebagai peserta seleksi PPDB tahun ajaran 2020/2021. Pihak sekolah baru tahu ada seorang anak Bupati ikut seleksi PPDB setelah ramai di pemberitaan tidak diterima, dan adanya ajudan Bupati yang datang setelah pengumuman penerimaan.
“Yang daftar kan dari mana saja, yang masuk data itu kan nama anaknya, sementara nama orang tua tidak diperhatikan. Jadi ketika anak pa Bupati daftar ke sini, kita tidak tahu,” kata Ayi Dandi Suhandi. Ia menyebutkan, anak Bupati tersebut mendaftar melalui jalur rapot secara kolektif. Hasil yang keluar pada seleksi PPDB tahap pertama merupakan murni tidak ada intervensi apapun.
Meski kurang sedikit, namun penilaian tersebut sudah menjadi sistem yang tidak bisa diganggu gugat. Meski begitu, tiap peserta termasuk anak Bupati Garut yang belum berhasil lolos seleksi PPDB tahap pertama bisa ikut kembali pada tahap kedua melalui zonasi.
Menurut Ayi, passing grade untuk masuk ke sekolah SMAN 1 Garut terbilang cukup tinggi. Di mana rata-rata yang keterima di SMAN 1 Garut itu minimal 91 poin.
Ayi mengaku, memang sebelumnya juga tidak ada komunikasi bahwa anak bupati daftar ke SMAN 1 Garut. Akan tetapi kalaupun ada komunikasi tetap tidak akan diterima jika melalui jalur nilai tersebut.
Namun paling tidak bisa diarahkan ke jalur lain, seperti jalur prestasi, dan lainnya. Jadi siapapun orang tuanya, kalau nilai anaknya kurang memenuhi syarat tetap tidak akan diterima sekalipun anak bupati.
“Kami tidak akan melihat nama orang tua, karena yang dilihat dalam berkas pendaftaran nama siswa dan nilainya,” ucapnya.
Ayi membenarkan, setelah diketahui putra Bupati tidak diterima ajudan Bupati ada yang datang kesekolah, menanyakan kenapa ini tidak diterima. selanjutnya menanyakan solusinya bagaimana. Ia menjelaskan, sampai saat ini jalur zonasi masih berlangsung dan belum ada hasil yang diterima atau tidak diterimanya,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, sejumlah orang tua siswa dan masyarakat heboh pasca pengumuman penerimaan siswa SMA/SMK. Pasalnya, mereka menerima informasi bahwa anak bungsu Bupati Garut Rudy Gunawan tidak diterima di SMAN 1 Garut pada tahap pertama.
Informasi tersebut baru menyebar ditengah masyarakat pada Selasa (23/06) siang. (Dindin Herdiana)***